tirto.id - Tiga puluh satu boks transparan berisi busana, aksesori, produk rias wajah, dan perawatan tubuh ditujukan untuk Kahiyang Ayu pada malam sebelum putri Jokowi resmi menjadi istri Bobby Nasution. Boks itu diisi berbagai merek ternama seperti Chanel, Valentino, Yves Saint Laurent, dan Christian Louboutin. Produk premium itu tersimpan di dalam kotak yang didesain dengan penuh ketelitian.
Dalam budaya Jawa, benda-benda yang diberikan kepada calon mempelai perempuan disebut paningset. Sebenarnya tidak ada ketentuan baku mengenai barang yang harus diberikan sehingga lebih didasarkan pada inisiatif si pemberi dan/atau kesepakatan bersama antara kedua pihak keluarga calon mempelai.
Buku Pengantin Solo Putri & Basahan: Prosesi, Tata Rias, & Busana (2010) menyebutkan, "Biasanya benda srah-srahan berupa seperangkat busana serta perlengkapan lainnya seperti tas, sepatu, kosmetik dan peralatan make-up, hingga perhiasan. Juga disertai beraneka buah-buahan, kue, dan makanan. Keseluruhannya dikemas dalam berbagai bentuk dan penataan yang sangat indah. Menggunakan boks atau kotak berhias aneka pita dan bunga-bunga.”
Baca juga: Macam-Macam Mahar Saat Anak Presiden Menikah
Tiga tahun belakangan muncul tren jual beli dan sewa menyewa kotak kemasan yang tampak lebih indah dipandang. Sebelumnya, kemasan dibuat dari material kardus dan mika. Dan saat itu hanya ada satu vendor kemasan paningset premium yang didirikan sejak akhir 1980-an.
Anindita Dewayani ialah perempuan muda yang tertarik menggeluti bisnis tersebut. Seorang personel Mawar Prada, wedding organizer yang menangani pernikahan saudara-saudara kandung Dita, sapaan Anindita, memberi ide untuk membuka bisnis kotak seserahan premium.
“Setelah saya pikir-pikir potensi pasarnya besar. Belum banyak vendor yang memikirkan kotak seserahan yang menyasar demografi kelas A. Saat itu hanya ada satu sampai dua vendor premium yang dikerjakan oleh sosok yang sudah senior,” kata Dita kepada Tirto.
Ia mencoba merealisasikan gagasan tersebut. Maka lahirlah Rose and Arbor Seserahan.
Baca juga:
- Siaran Langsung TV Pernikahan Bobby-Kahiyang Tak Boleh Berlebihan
- Warga Solo yang Terdampak Pernikahan Kahiyang Ingin Imbalan
Klien pertama datang dari koneksi Mawar Prada. Dita terpikir tentang konsep kotak serupa akuarium. Kesan premium diwujudkan dalam bentuk material akrilik yang menjadi kotak penutup, kayu tebal yang menjadi nampan, kain sebagai alas, detail ornamen pada akrilik, dan bunga yang digunakan.
“Buat saya finishing kayu sangat penting. Detail penghubung antar-potongan kayu harus tampak halus. Saya menggunakan kayu yang terkesan kokoh tapi tetap ringan dan nyaman digenggam. Untuk ornamen, saya menggunakan besi yang diameternya cukup tebal. Bunga-bunga memakai produk impor. Selama ini lebih banyak menggunakan mawar karena bunga itu mampu menambah kesan elegan. Kain alas saya pilih dari material beludru, satin, dan tile untuk alas produk kecantikan,” lanjut Dita kepada Tirto.
Baca juga:
Klien merasa puas. Klien-klien berikutnya berdatangan lantaran melihat akun Instagram @seserahan_by_rosearbor. Setiap minggu Dita menangani 5-15 klien. Rata-rata klien memesan 11 boks seserahan.Latar belakang pemesan beragam. Mulai dari kelas menengah sampai pejabat pemerintahan sekelas Presiden Jokowi, Ketua MPR, Ketua DPR, dan Kapolri. Ia mendekorasi kotak dengan isi yang sangat bervariasi mulai dari sertifikat rumah, kunci mobil, kunci rumah, cek senilai ratusan juta rupiah, satu kilogram emas, set panci masak, peralatan sepak bola, tas jinjing dan jam tangan mewah, juga produk perias wajah.
“Ada yang menaruh satu set produk makeup Tom Ford. Ada juga Dior yang tidak pernah saya lihat di dalam negeri, dan produk parfum sekelas Maison Francis Kurkdjian,” urai Dita lagi.
Dita mendesain delapan jenis kotak seserahan yang disewakan dengan harga Rp189.000 sampai 430.000 dan dijual dengan harga Rp560.000 hingga Rp1.000.000. Ukuran yang disediakan 30cm x 30cm dan 40 cm x 40 cm. Tingginya beragam mulai 15 cm sampai 35 cm. Untuk merangkai kotak dekorasi, Dita memerlukan waktu tiga sampai empat jam.
Baca juga:
Garis desain dari produk tersebut serupa. “Konsumen rata-rata ingin memakai produk yang sebelumnya sudah pernah dilihat dan dipakai oleh orang lain. Mereka enggan menggunakan produk yang desainnya baru dan ingin mengikuti tren,” tuturnya.Soal mengikuti tren, Dita mengakui munculnya label-label lain yang desainnya mirip dengan miliknya. Dengan harga yang juga lebih murah tentunya. Hal tersebut tak membuatnya khawatir. Ia yakin kualitas produk dan layanan yang bagus akan terus mendatangkan klien-klien yang baru.
Dita juga membuka ruang eksplorasi. “Saya ingin memanfaatkan kaktus sebagai elemen dekorasi,” ujar wanita yang dulu pernah bekerja di bidang brand management pada perusahaan consumer goods.
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Zen RS