Menuju konten utama

Info Lengkap Sesar Opak Jogja, Peta Gempa dan Penjelasan BMKG

Seberapa bahaya Sesar Opak Jogja, peta lengkap Sesar Opak, benarkah akan terjadi
gempa Sesar Opak, jalur Sesar Opak dan penjelasan BMKG lengkap.

Info Lengkap Sesar Opak Jogja, Peta Gempa dan Penjelasan BMKG
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sesar Opak Jogja akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan lantaran Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa ada gejala peningkatan aktivitas kegempaan yang bersumber dari Sesar Opak.

Menurut Dwikorita, salah satu gejala peningkatan aktivitas kegempaan yang bersumber dari Sesar Opak adalah gempa dengan magnitudo 6 yang mengguncang Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023.

Sesar Opak adalah salah satu sesar aktif yang membentang dari utara hingga selatan Yogyakarta, dengan panjang kurang lebih 45 kilometer serta memiliki magnitudo tertarget mencapai M6,6.

Benarkah Ada Peningkatan Aktivitas Gempa yang Bersumber dari Sesar Opak Jogja?

Lantas, apakah benar ada peningkatan aktivitas gempa yang bersumber dari Sesar Opak dan benarkah akan terjadi potensi gempa Jogja seperti 2006 silam?

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Dr. Daryono, S.Si, M.Si, saat dihubungi redaksi Tirto menjelaskan, memang ada kenaikan aktivitas Sesar Opak. Menurutnya hal ini tampak pada hasil monitoring gempa bumi yang dilakukan oleh BMKG.

"Kenaikan aktivitas Sesar Opak tampak dari monitoring gempa bumi oleh BMKG di jalur sesar ini yang ternyata membentuk kluster aktivitas kegempaan yang sangat aktif dan intensif," tegasnya.

Anda bisa melihat pada gambar yang kami sertakan. Dalam gambar tersebut terdapat garis warna hitam yang membentang dari utara ke selatan Jogja. Garis tersebut merupakan Sesar Opak, kemudian gambar bulatan yang tertera adalah aktivitas gempa bumi yang terekam oleh BMKG.

Peta Sesar Opak Jogja

Peta Sesar Opak Jogja. foto/ Dr. Daryono, S.Si, M.Si

Seberapa Bahaya Sesar Opak Jogja?

Lantas, dengan adanya peningkatan aktivitas gempa bumi tersebut bagaimana dampaknya dan seberapa bahaya Sesar Opak?

"Kalau dibilang apakah Sesar Opak berbahaya ya tentu saja berbahaya. (Pada) 27 Mei 2006 dengan magnitudo gempa yang relatif kecil M6,4 tetapi karena gempa ini berpusat di daratan dan dekat permukiman padat dengan karakteristik tanah lunak yang tebal sehingga memicu resonansi dan amplifikasi sehingga gempa ini berdampak sangat merusak," kata Daryono.

Apa yang Perlu Dilakukan untuk Menghadapi Peningkatan Aktivitas Kegempaan Sesar Opak Jogja?

Meski perlu diwaspadai, tetapi Daryono menegaskan bahwa masyarakat Jogja tak perlu parno, cemas atau takut berlebih. Sebab hal terpenting yang perlu dilakukan adalah melakukan mitigasi yang baik dan benar.

Apalagi Indonesia memang terkenal berada di ring of fire atau Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik yang menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana gempa hingga gunung meletus.

Menurut Daryono, mitigasi yang perlu dilakukan adalah mitigasi bencana berkelanjutan. Mitigasi bencana gempa yang paling utama adalah mitigasi struktural dengan membangun bangunan rumah dengan struktur kuat. Disamping itu penting juga untuk mewujudkan mitigasi non-struktural dengan melatih masyarakat untuk memahami cara selamat saat terjadi gempa.

"Keterampilan cara selamat saat terjadi gempa ini sangat efektif menyelamatkan masyarakat yang sebenarnya dapat dilatih," kata Daryono.

"Patut disyukuri bahwa masyarakat Yogyakarta dan Bantul khususnya saat ini sudah lebih paham mitigasi gempa. Gempa Bantul dengan magnitudo Mw6,0 pada 30 Juni 2023 lalu hanya menyebabkan kerusakan ringan. Ini salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik pasca gempa Bantul 2006," pungkas Daryono.

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Yantina Debora