tirto.id - Tak kurang dari 25 warga sipil tewas dalam serangan drone paling akhir kontra-teror AS di Yaman pada Minggu (29/1/2017), menurut beberapa sumber lokal dan suku kepada Xinhua.
Sedikitnya sembilan perempuan, enam anak kecil, termasuk putri mantan pemimpin Al-Qaida Anwar Al-Awlaqi yang berusia delapan tahun, dan 10 pria tewas dalam serangan itu --yang dilancarkan saat fajar di Desa Yakla di dalam Kabupaten Walad Rabie di Kota Kecil Qaifa, Baida, kata sumber tersebut.
Sebanyak 10 anggota Al-Qaida juga tewas dalam serangan itu, tambah sumber tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua. Pemerintah tak bersedia mengeluarkan komentar.
AS telah meningkatkan operasi pesawat tanpa awak miliknya di Yaman sejak perang saudara meletus pada penghujung 2014, setelah anggota milisi Al-Houthi dengan dukungan dari mantan presiden Yaman merebut kekuasaan.
Organisasi Nasional Korban Drone di Yaman mengatakan dalam setiap serangan drone AS atau operasi anti-teror, selalu ada korban jiwa di pihak sipil.
Organisasi itu mencatat 27 serangan pesawat tanpa awak di Yaman pada 2016, dan sebanyak 142 orang termasuk banyak warga sipil tewas.
Serangan drone pada 2016 dilancarkan di Provinsi Marib, Shabwa, Abyan, Hadhramauth dan Baida.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasukan Amerika Serikat (AS) sering menggunakan drone untuk melakukan pengintaian dan melancarkan serangan udara dalam upaya mereka melawan terorisme. Aksi ini sering menewaskan warga sipil setempat baik perempuan maupun anak-anak.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri