Menuju konten utama

Senat AS Dipanggil Gedung Putih Bahas Situasi Terkini Korut

Seluruh anggota Senat AS dipanggil ke Gedung Putih untuk mendengarkan pemaparan situasi terakhir di Korea Utara.

Senat AS Dipanggil Gedung Putih Bahas Situasi Terkini Korut
Rudal dibawa melewati tempat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya dalam sebuah parade militer yang memperingati 105 tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, di Pyongyang, Sabtu (15/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Damir Sagolj/cfo/17

tirto.id - Seluruh anggota Senat AS dipanggil ke Gedung Putih untuk mendengarkan pemaparan situasi terakhir di Korea Utara.

Langkah yang tidak biasa ini dilakukan karena Washington sudah merasa semakin khawatir dengan rudal dan uji coba nuklir Korea Utara dan ancamannya terhadap AS dan negara tetangganya.

Pemaparan tersebut melibatkan 100 senator sekaligus Sekretaris Negara Rex Tillerson dan Menteri Pertahanan James Mattis, sedang diadakan pada Rabu lalu, seperti dilansir dari BBC.

Cina, sekutu utama Korea Utara, telah menyerukan agar pihak-pihak yang terkait dapat saling menahan diri. Dalam percakapan via telepon antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump pada Minggu (23/4/2017), Cina mendesak semua pihak untuk "menahan diri dan hindari tindakan yang akan meningkatkan ketegangan", menurut sumber Kementerian Luar Negeri Cina.

Sementara itu, Trump mengatakan "ancaman terus-menerus" Korea Utara menggoyahkan stabilitas di semenanjung Korea.

Pejabat Gedung Putih telah secara teratur menjelaskan masalah keamanan nasional pada Kongres, namun suatu hal yang tidak lazim bagi seluruh anggota Senat "berkunjung" ke Gedung Putih.

Di samping Tillerson dan Gen Mattis akan menjadi Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats dan Gen Joseph Dunford akan menjabat sebagai Kepala Staf Gabungan.

Saat ditanyai oleh wartawan, Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer mengajukan pertanyaan lebih lanjut kepada pemimpin mayoritas Senat, Mitch McConnell.

Menurut sumber salah satu ajudan, dikutip oleh Reuters dari Antara, mengatakan bahwa DPR sedang mengadakan briefing serupa mengenai situasi terakhir Korea Utara.

Washington mengatakan sebuah armada, yang dipimpin oleh kapal induk USS Carl Vinson, diperkirakan akan tiba di Semenanjung Korea dalam beberapa hari, meskipun ada pesan yang bertentangan minggu lalu mengenai posisi kapal ini.

Trump juga mengatakan kepada duta besar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, saat bertemu di Gedung Putih, bahwa PBB harus siap untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Korea Utara.

AS sedang mengejar strategi multi-cabang untuk menjelaskan situasi konflik di Korea Utara, menurut wartawan BBC Gary O'Donoghue di Washington.

Pertama, AS ingin PBB memperketat sanksi lebih jauh lagi, dan untuk memastikan sanksi tersebut diberlakukan dengan benar.

Kedua, AS mencoba memberi tekanan baru kepada China untuk mengendalikan tetangganya yang komunis. Aspek ketiga adalah pengiriman kapal induk ke semenanjung Korea - membuat tindakan militer yang jelas merupakan pilihan.

Sementara itu, media pemerintah Korea Utara mengatakan pada hari Minggu bahwa pasukan negara tersebut "siap-siap untuk menenggelamkan" kapal induk Carl Vinson.

Korea Utara telah berjanji untuk terus maju dengan uji coba rudal kendati peringatan Trump dan para ahli mengatakan bahwa pihaknya mungkin sedang mempersiapkan uji coba nuklir lain, yang bertentangan dengan resolusi PBB.

Namun, uji coba rudal balistik Korea Utara pada 16 April gagal dalam beberapa detik peluncuran, menurut ilmuwan AS.

Washington khawatir Pyongyang dapat mengembangkan kemampuan untuk menempatkan bom nuklir pada rudal yang mampu mencapai AS.

Beijing khawatir tentang kemungkinan konflik bersenjata besar-besaran di Semenanjung Korea, yang dapat menyebabkan runtuhnya rezim Korea Utara di bawah pemimpinnya yang serba berani Kim Jong-un. Cina khawatir hal ini dapat menyebabkan masalah pengungsi yang cukup besar dan menyebabkan kehadiran Amerika ke perbatasan Cina.

Kronologi Ketegangan Konflik Semenanjung Korea

8 April: Militer AS memerintahkan angkatan lautnya untuk bergerak menuju Semenanjung Korea

11 April: Korea Utara mengatakan akan mempertahankan dirinya sendiri "dengan kekuatan senjata yang kuat"

15 April: Korea Utara mengadakan pawai militer besar - lengkap dengan rudal - untuk menandai ulang tahun ke-105 presiden pendiri negara tersebut, Kim Il-sung. Sementara Wakil Presiden AS Mike Pence tiba di Korea Selatan

16 April: Korea Utara melakukan uji coba roket, tapi gagal meledak

17 April: Pejabat senior Korea Utara mengatakan kepada BBC bahwa negara tersebut akan terus menguji rudal "mingguan" dan Wapres AS memperingatkan Korea Utara untuk tidak "menguji" Presiden AS Donald Trump

18 April: Muncul kabar Angkatan Laut AS tidak menuju Korea Utara ketika pejabat AS menyarankan hal itu

22 April: Wapres AS Mike Pence mengatakan bahwa angkatan laut AS tersebut akan tiba dari Semenanjung Korea "dalam beberapa hari"

23 April: Korea Utara mengatakan "siap untuk menenggelamkan" kapal induk AS

Baca juga artikel terkait SERANGAN AS atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri