tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin berharap ada pertumbuhan yang signifikan pada lini usaha sektor non-pertanian dalam 10 tahun terakhir, menjelang pengumuman data hasil perhitungan Sensus Ekonomi 2016 pada akhir tahun ini.
"Sensus Ekonomi yang terakhir itu 10 tahun lalu, yaitu pada 2006 di mana ada 22,6 juta jumlah usaha di luar sektor pertanian. Saya yakin dalam sensus kali ini akan lebih banyak jumlah usaha, baik dari perusahaan besar, kecil hingga rumah tangga," kata Suryamin usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta, Senin (8/8/2016).
Menurut dia, Sensus Ekonomi akan mendata seluruh kegiatan perekonomian rakyat se-Indonesia sehingga pemerintah nantinya dapat mengeluarkan kebijakan pendukung.
Sensus Ekonomi hanya mendata kegiatan perekonomian warga negara Indonesia di luar sektor pertanian yang sedianya didata dalam Sensus Pertanian.
"Jadi baik itu warung, jual pulsa, atau semua usaha telah terdata, sehingga implikasinya, pemerintah dapat memetakan jumlah usaha di luar sektor pertanian dan punya strategi untuk bagaimana mengembangkan sektornya," katanya.
Menurut Suryamin, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang masih menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua sebesar 32,45 persen dengan laju pertumbuhan di atas 5 persen pada triwulan II 2016 dinilai akan menjadi salah satu pendorong tingginya pertumbuhan jumlah usaha dalam sensus ekonomi.
"Kami duga jumlahnya akan naik karena tentu serap tenaga kerja juga," katanya.
BPS menggelontorkan anggaran Rp 2,4 triliun untuk melaksanakan Sensus Ekonomi 2016 dengan mengerahkan 340.000 petugas lapangan selama periode 1-31 Mei lalu.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara