tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi yang hendak dicapai pemerintah pada akhir tahun sebesar 5,3 persen bisa tercapai. Syaratnya, pemerintah bisa memanfaatkan momentum dan strategi yang tepat, misalnya dengan mendorong kinerja sektor riil dan jasa.
Untuk sementara ini, menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2016 baru tumbuh 4,92 persen. Pencapaian tersebut lebih baik dari triwulan I-2015 yang hanya 4,73 persen.
Suryamin mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi punya kesempatan untuk tumbuh menjadi lebih baik daripada periode-periode sebelumnya karena sektor industri dan pertanian masih punya peluang besar untuk berkontribusi secara maksimal pada triwulan yang tersisa.
"Sektor pertanian masih berpeluang tumbuh, karena masa panen bergeser ke triwulan II. Sementara, penyerapan belanja modal pemerintah untuk infrastruktur bisa mendukung investasi (PMTB) di tiga triwulan berikutnya," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Ia menambahkan, 12 paket kebijakan juga diharapkan bisa lebih membuat perekonomian nasional lebih dinamis.
Sementara itu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto, mengatakan konsumsi rumah tangga yang melambat pada Triwulan I juga berpeluang memberikan sumbangan terhadap perekonomian Indonesia pada 2016.
Suhariyanto menambahkan konsumsi rumah tangga yang sedang dalam kecenderungan melambat sepanjang tahun ini merupakan dampak dari perekonomian global yang melemah.
Dengan kondisi seperti itu Suhariyanto mengharapkan penyerapan anggaran untuk proyek infrastruktur bisa lebih merata sepanjang tahun agar efeknya bisa meningkatkan pertumbuhan sektor investasi.
"Penyerapan anggaran yang tidak merata merupakan hal yang harus dibenahi, kalau terlalu curam tidak bagus juga. Tapi pada triwulan I memang selalu ada kendala di administrasi," ungkap Suhariyanto.