tirto.id - Dr. Andreas Prasadja, RPSGT, pendiri Snoring & Sleep Disorder Clinic Indonesia mengatakan bahwa masuk sekolah jam 5 pagi untuk SMA dan SMK di Kupang NTT berdampak buruk bagi kesehatan dan kualitas otak siswa.
Menurutnya dampak buruk tersebut bisa terjadi lantaran kurangan jam tidur pada anak yang harus masuk sekolah jam 5 pagi seperti di Kupang, NTT.
Menurut Andreas, siswa sekolah menengah masuk pada kategori usia remaja hingga dewasa muda yang masih memiliki kebutuhan tidur minimal delapan setengah jam.
“Perlu diketahui begini ya, usia remaja dan dewasa muda itu masih memiliki kebutuhan tidur delapan setengah (8 ½) sampai sembilan seperempat (9 ¼) jam,” kata Andreas.
Namun, hal yang perlu diperhatikan bahwa anak pada usia remaja hingga dewasa muda baru bisa tertidur dengan nyenyak pada jam 11 malam ke atas, karena jam biologisnya memang demikian.
Oleh karena itu, idealnya untuk mencukupi jam tidurnya mereka memang harus bangun lebih siang, otak akan aktif bekerja setelah jam 09.30.
“Jam biologis remaja dan dewasa muda ini memang jam 11 ke atas baru tidur, ya cuma bangunnya memang harusnya siang, sehingga otaknya ini baru aktif sekitar jam 09.30, jam 10.00 ya,” jelasnya.
Apabila jam tidur tidak terpenuhi maka akan menurunkan kualitas manusia secara keseluruhan, mulai dari daya tahan tubuh dan performa yang buruk. Ini juga dapat menyebabkan rentetan penyakit kronis lainnya.
“Dengan mengurangi tidur, sebenarnya itu malah kita menurunkan kualitas manusia. Daya tahan tubuhnya jadi buruk, resiko berbagai penyakit jantung, pembuluh darah, resiko kanker akan meningkat drastis, belum lagi performa,” ujarnya.
Sebaliknya, bila tidur berkualitas tercukupi, akan meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, hingga kualitas otak. Ini sangat penting bagi pelajar yang perlu memaksimalkan fungsi otaknya untuk menyerap pelajaran di sekolah, sebab kualitas otak hanya dapat dibangun ketika seseorang sedang tidur.
“Tidur, kesehatan tidur, kecukupan tidur, itu akan menjamin kualitas manusia, bukan saja soal kesehatan, kecerdasan, daya ingat, kreatifitas, kualitas otak manusia. Kualitas otak manusia hanya dibangun pada saat tidur,” ucapnya.
Andreas juga menjelaskan salah satu penelitian pada awal 90an yang dilakukan oleh Susan K, ahli kesehatan tidur pada remaja dan dewasa muda mengungkapkan penemuan menarik penelitian yang dilakukannya pada dua sekolah.
Setelah memundurkan jam masuk sekolah, menjadi 08.30 atau 09.00, prestasi akademis, prestasi olahraga, dan angka terlambat siswa turun drastis.
Tidak hanya itu, angka absen karena sakit juga turun drastis, dan yang di luar perkiraan para peneliti, angka kenakalan remaja menurun hampir nol.
Andreas mengatakan peraturan di kebanyakan sekolah di Indonesia yang mengharuskan siswa masuk jam tujuh pagi saja sudah salah, apalagi peraturan yang diterapkan oleh pemerintah NTT yang mewajibkan siswa masuk jam lima pagi.
Penjelasan yang diberikan oleh Andreas juga senada dengan laporan The Healthy Journal yang mengungkapkan bahwa banyak penelitian menunjukkan waktu mulai sekolah lebih awal dikaitkan dengan siswa yang kurang tidur, lantas secara negatif memengaruhi kinerja akademik siswa.
Siswa yang kurang tidur mengalami kesulitan untuk memperhatikan di kelas dan cenderung memiliki nilai yang lebih rendah. Mereka mungkin juga mengalami iritabilitas dan kelelahan.
Remaja yang tidak cukup tidur berisiko lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan. Mereka juga lebih cenderung menderita depresi atau berprestasi buruk di sekolah. Remaja yang kurang tidur juga memiliki risiko lebih tinggi terlibat dalam kecelakaan mengemudi akibat mengantuk.
Kurang tidur sangat berbahaya bagi remaja karena mereka berada pada tahap kritis perkembangan. Mengutip laman Internet Public Library (IPL), menurut survei tahun 2006 dari National Sleep Foundation, sekitar 87% siswa sekolah menengah di Amerika mengalami kekurangan tidur secara kronis.
Studi lain terhadap hampir 28.000 siswa sekolah menengah dari Journal of Youth and Adolescents, menemukan bahwa untuk setiap jam tidur yang hilang ada 38% peningkatan kemungkinan merasa sedih dan/atau putus asa. Ada juga peningkatan 58% dalam upaya bunuh diri.
Kronologi viral aturan masuk sekolah jam 05.00 WITA yang diterapkan pemerintah NTT
Pemerintah NTT (Nusa Tenggara Timur) menerapkan peraturan masuk lebih pagi untuk siswa SMA dan SMK menjadi pukul 05.00 WITA. Sebelumnya, siswa masuk sekolah pukul 07.15 WITA.
Perubahan peraturan ini atas intruksi langsung dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat pertemuan dengan sejumlah guru dan kepala sekolah SMA dan SMK di Kota Kupang pada Kamis (23/2/2023).
Peraturan baru tersebut viral di media sosial setelah potongan video Gubernur NTT menyampaikan instruksinya di depan guru dan kepala sekolah saat pertemuan berlangsung tersebar di dunia maya.
Mengutip Antaranews, dalam video tersebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ingin agar aktivitas sekolah khusus bagi SMA dan SMK dimulai pukul 05.00 WITA untuk meningkatkan etos kerja anak-anak SMA dan SMK.
Dengan perubahan waktu jam belajar, dia menginginkan agar bisa menciptakan para pelajar dan sekolah yang unggul. Bahkan Gubernur Laiskodat menginginkan satu atau dua sekolah di NTT harus masuk 200 sekolah unggul nasional.
Kepala sekolah yang menghadiri pertemuan tersebut pun menyetuji instruksi dari Viktor Bungtilu Laiskodat. Sehingga, peraturan tersebut diterapkan kepada SMA dan SMK di Kota Kupang yang terdiri dari SMA 1, SMA 2, SMA 3, SMA 5, SMA 6, SMK 1, SMK 2, SMK 3 dan SMK 4.
Sejak Senin (27/2/2023) perubahan jam masuk sekolah tersebut sudah dilakukan di SMA 6 dan SMA 1 Kota Kupang.
Pernyataan tersebut mengundang berbagai respon dari masyarakat. Menanggapi perrbahan peraturan tersebut, Kepala Ombudsman Nusa Tenggara Timur (NTT) Darius Beda Daton meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi untuk mengkaji kembali kebijakan penerapan aktivitas sekolah mulai jam 05.00 WITA bagi SMA dan SMK di Kupang.
"Setelah saya mendapatkan potongan video berisi soal kebijakan tersebut yang disampaikan oleh Pak Gubernur, saya meminta agar kebijakan itu mohon didiskusikan kembali dengan komite sekolah dan para orang tua," katanya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari