tirto.id - Seorang pelajar berinisial D meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai empat Gedung SMP di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, pada Senin (9/10/2023). Terkait hal itu, Pemerhati Pendidikan, Itje Chodijah berharap bangunan sekolah hanya memiliki dua lantai sehingga menghadirkan rasa nyaman dan aman pada anak.
"Idealnya, satu lantai. Tidak ada alasan keterbatasan bangunan, keterbatasan lahan. Kalaupun mau dibuat tingkat, paling tinggi itu dua lantai. Masih manageable," kata Itje saat dihubungi Tirto, Kamis (12/10/2023).
Tidak hanya itu, Guru juga diminta untuk mengawasi perilaku para siswa. Salah satunya dengan membuat jadwal piket.
"Kadang-kadang di kelas, waktu di mana tidak ada monitoring kan terjadi bullying membully bukan saat di kelas tapi saat jam istirahat. Ngumpet-ngumpet melakukan hal yang tidak sesuai norma. Itu karena kelengahan pengawasan," lanjutnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Purwosusilo menyampaikan, pihaknya sudah terus-menerus mengkampanyekan sekolah ramah anak dan aman ke satuan pendidikan di DKI. Dia mengklaim monitoring keamanan gedung sekolah dan aktivitas siswa sudah dilakukan secara kontinu.
Purwosusilo menyampaikan seluruh sekolah negeri di DKI Jakarta sudah sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Permendikbud terkait sarana dan prasarana satuan pendidikan.
“Pencahayaan, sirkulasi udara, dan hal-hal lain termasuk toilet, termasuk pagar. Ini sudah sesuai standar di sarana prasarana pendidikan dan itu sudah berlangsung dari sebelumnya,” terangnya.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Intan Umbari Prihatin