Menuju konten utama

FSGI Dorong Kemendikbud Evaluasi Sistem Keamanan di Sekolah

FSGI  mendesak Kemendikbud Ristek dan Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi sistem keamanan di lingkungan sekolah.

FSGI Dorong Kemendikbud Evaluasi Sistem Keamanan di Sekolah
Pegawai sekolah membersihkan ruangan kelas di salah satu SMK di Badung, Bali, Selasa (5/1/2021). Kegiatan pembelajaran secara tatap muka di wilayah Kabupaten Badung yang awalnya direncanakan dimulai pada awal bulan Januari 2021 ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan akibat masih tingginya perkembangan kasus COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.

tirto.id - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendorong Kemendikbud Ristek dan Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi sistem keamanan di lingkungan sekolah. Langkah itu dilakukan seiring dengan maraknya kasus peserta didik jatuh atau lompat dari gedung sekolah.

"Rentetan peristiwa jatuhnya peserta didik dari lantai atas menunjukkan bahwa ada kelemahan pengawasan terutama saat jam istirahat dan gedung sekolah belum aman bagi para peserta didik," ujar Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo dikutip Tirto, Jumat (13/10/2023).

FSGI menyarankan sekolah untuk melakukan evaluasi sistem keamanan sekolah. Tidak hanya itu, Heru juga meminta pihak sekolah meningkatkan pengawasan guru terutama di luar jam pelajaran seperti waktu istirahat dan pulang sekolah.

"Hampir semua kasus terjadi pada jam-jam tersebut, artinya ada jam-jam rawan yang perlu diwaspadai pihak sekolah," kata Heru.

Kemudian, Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menurutkan untuk membantu proses pengawasan guru piket, pemasangan CCTV juga bisa dilakukan. Monitor untuk CCTV bisa ditempatkan di ruang tata usaha atau ruang guru.

"Monitor CCTV bisa ditaruh di lokasi-lokasi yang mudah dilihat oleh seluruh tenaga pendidik. Dengan demikian, selain guru piket, semua guru bisa ikut memantau situasi-situasi rawan di sekolah," katanya.

Selain itu, Retno juga mendorong Kemendikbud Ristek dan Dinas Pendidikan untuk membuat tembok atau pagar yang memenuhi kriteria keamanan. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah kecelakaan.

"Apabila hal itu tidak dilakukan, sekolah dapat dianggap lalai menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan," tukas Retno.

FSGI mencatat sejak Januari hingga Oktober 2023 terdapat lima kasus peserta didik jatuh atau lompat dari gedung sekolah. Dari lima siswa, empat korban meninggal dunia sementara sisanya selamat setelah mendapatkan perawatan medis.

Kasus pertama terjadi pada Januari 2023 yaitu seorang siswi SMK Swasta di Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan jatuh dari lantai 4. Kecelakaan terjadi pada pukul 15.30. Korban diduga terjatuh karena bercanda dengan temannya.

Kasus kedua, peristiwa terjadi pada Mei 2023. Siswa SMP di Makassar atas nama BNY ditemukan meninggal dunia tergeletak di lapangan voli sekolah. Ia diduga melompat dari lantai 8 gedung sekolah tersebut.

Kasus ketiga, terjadi pada 26 September 2023. Siswi SDN di Jakarta Selatan lompat dari lantai 4 gedung sekolah. Kasus tersebut masih diselidiki polisi hingga saat ini. Dugaan sementara siswi tersebut mengalami perundungan.

Tidak lama kemudian, pada 9 Oktober 2023, siswa SMPN di Jakarta Barat tergelincir dari lantai 4 gedung sekolah saat jam istirahat.

Terakhir, pada 12 Oktober 2023 dua siswa SMAN di Bandung. Kedua siswa diduga duduk di pagar pembatas keamanan di lantai 2 sehingga keduanya jatuh.

Baca juga artikel terkait KEAMANAN GEDUNG SEKOLAH atau tulisan lainnya dari Iftinavia Pradinantia

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Iftinavia Pradinantia
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Intan Umbari Prihatin