tirto.id - Hari Migran Internasional diperingati setiap 18 Desember. Tema peringatan untuk tahun 2021 yaitu Memanfaatkan Potensi Mobilitas Manusia. Tema ini menyoroti berbagai kontribusi yang dapat diberikan para migran di seluruh dunia.
Para migran adalah orang-orang yang melakukan migrasi dari satu wilayah ke wilayah lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mencatat, jutaan migran telah muncul semenjak 70 tahun lalu. Mereka sebagian besar adalah orang-orang Eropa yang terlantar karena Perang Dunia II.
Sementara itu, penanganan migran harus selalu dilakukan dengan cara yang manusiawi. Adanya migran tidak melulu sebuah kerugian bagi wilayah tujuan. Dengan manajemen migrasi yang baik, bisa mendatangkan kebaikan untuk semua termasuk bagi komunitas asal, transit, dan tujuan.
Orang-orang melakukan migrasi karena banyak faktor yang melingkupinya. Mereka ada yang sukarela atau terpaksa melakukan perpindahan akibat bencana, kendala ekonomi dan kemiskinan, hingga konflik ekstrem di daerah asal. Pada tahun 2020 telah terjadi arus migrasi internasional sekira 281 juta orang atau setara 3,6 persen populasi global.
Masalah migrasi dan para migran perlu penanganan serius dengan menentukan strategi dan kebijakan yang tepat. Para migran dengan wilayah yang didatangi bisa saling mendukung untuk hal-hal yang saling menguntungkan. Pemangku kebijakan di daerah tujuan dapat menggali potensi-potensi yang ada dan tetap melindungi hak asasi mereka.
Sejarah Hari Migran Internasional
Pendorong kuat terjadinya migrasi internasional adalah daya tarik pekerjaan dengan gaji tinggi. Mengutip laman PBB, hal ini terjadi karena terdapat perbedaan besar antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah, termasuk adanya negara-negara berkembang yang dinamis dan kurang dinamis.
Meski begitu, faktor kemiskinan tidak lantas menjadi pemicu adanya migrasi. Orang miskin tidak cukup mempunyai sumber daya yang berguna untuk menanggung biaya dan risiko saat bermigrasi. Justru, para migran internasional banyak yang berasal dari rumah tangga berpenghasilan menengah yang berharap untuk memperbaiki kesejahteraannya.
Menurut laman PBB, kebanyakan migrasi internasional bersifat positif bagi negara asal dan tujuan. Potensi keuntungan yang dihasilkan para migran lebih besar ketimbang dari potensi keuntungan perdagangan bebas internasional, terutama untuk negara-negara berkembang.
Terkait masalah migran internasional ini, Majelis Umum PBB pada 4 Desember 2000 mengumumkan bahwa tiap 18 Desember menjadi Hari Migran Internasional. Penetapan tanggal tersebut mengadopsi Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya (A/RES/45/158) yang dirilis 18 Desember 1990.
Pada forum Dialog Tingkat Tinggi tentang Migrasi dan Pembangunan Internasional yang diadakan Majelis Umum PBB pada 14-15 September 2006, sebanyak 132 negara anggota berkomitmen pada sejumlah pesan utama berikut:
1. Migrasi internasional adalah fenomena yang berkembang dan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan di negara asal dan negara tujuan selama didukung kebijakan yang tepat.
2. Penghormatan terhadap hak-hak dasar dan kebebasan semua migran sangat penting untuk menuai keuntungan dari migrasi internasional
3. Pentingnya memperkuat kerja sama internasional dalam persoalan migrasi internasional baik secara bilateral, regional, dan global.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yantina Debora