Menuju konten utama

Sejarah Bulu Tangkis di Dunia dan Indonesia

Sejarah bulu tangkis di dunia bisa ditelusuri sejak ribuan tahun lalu. Sementara itu, sejarah bulu tangkis Indonesia bermula sejak PBSI didirikan pada 1951.

Sejarah Bulu Tangkis di Dunia dan Indonesia
Ilustrasi Badminton. foto/istockphoto

tirto.id - Selain sepak bola, cabang olahraga yang cukup populer di Indonesia adalah bulu tangkis. Dengan segepok prestasi yang telah ditorehkan, badminton turut berkontribusi melambungkan nama Indonesia di kancah global.

Namun, prestasi bulu tangkis Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah penemuannya. Sebab, Indonesia bisa dibilang merupakan salah satu negara yang mengenal bulu tangkis lebih awal dibanding yang lain.

Lantas, bagaimana sejarah bulu tangkis Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita lebih dulu harus menelusuri sejarah bulu tangkis di dunia. Sebab, keduanya sangat berkaitan.

Sejarah Bulu Tangkis di Dunia

Sejarah bulu tangkis di dunia diyakini berasal dari permainan jianzi pada zaman Cina Kuno. Jianzi merupakan permainan sederhana yang dilakukan dengan cara melambungkan shuttlecock menggunakan kaki.

Aturan permainan ini adalah menjaga agar shuttlecock tetap berada di udara selama mungkin dan tidak jatuh ke tanah. Pemain dilarang menggunakan tangan dan hanya diperbolehkan memakai kaki.

Sejarah permainan bulu tangkis diperkirakan berasal dari gim sederhana itu. Namun, ada versi lain yang menyatakan bahwa sejarah bulu tangkis berasal dari permainan shuttlecock battledore, sebagaimana dijelaskan di situs web resmi Fremont Adult School.

Permainan ini cukup sederhana, hanya melibatkan dua pemain menggunakan pemukul seperti dayung. Kedua pemain saling memukul kok bolak-balik sebanyak yang mereka bisa tanpa membiarkannya menyentuh tanah.

Shuttlecock battledore populer di kalangan anak-anak di Inggris dan Eropa, sejak akhir abad ke-16.

Jejak permainan shuttlecock battledore bahkan bisa ditelusuri hingga Amerika Serikat pada masa kolonial, dengan bukti konkret berupa lukisan. Salah satunya adalah lukisan karya William Williams yang berjudul "Portrait of Master Stephen Crossfield". Lukisan yang diselesaikan pada awal abad ke-18 ini menunjukkan seorang pria memegang raket dan kok.

Namun, sejarah perkembangan shuttlecock battledore, yang kemudian berubah menjadi bulu tangkis, tidak bisa dipastikan. Nama penemu olahraga ini juga tidak diketahui.

Sejarah bulu tangkis yang bisa dipastikan adalah penggunaan istilahnya yang menyadur nama tanah milik Duke of Beaufort (gelar kebangsawanan Kerajaan Inggris). Wilayah itu adalah sebuah desa bernama Badminton, yang terletak di Kota Gloucestershire, Inggris.

Sejak itu, permainan bulu tangkis tersebar hingga ke wilayah jajahannya, termasuk Amerika, sebagaimana disinggung sebelumnya. Sejarah permainan bulu tangkis juga melebar hingga ke India pada 1860-an hingga 1870-an.

Mengutip buku Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan untuk kelas VIII, bulu tangkis yang dimainkan secara kompetitif menggunakan net pertama kali digelar di Pune, India.

Dahulu, kota Pune disebut sebagai Poona. Karena itulah permainannya juga disebut sebagai poona pada masa itu. Bahkan, peraturan dalam permainan bulu tangkis pertama kali dibuat di India.

Sejak saat itu, permainan badminton menjadi populer dan mengalami perkembangan pesat. Badminton atau bulu tangkis ini kemudian dibawa ke Indonesia oleh penjajah Belanda dan Sekutunya, Inggris.

Pada 5 Juli 1934, didirikan International Badminton Federation (IBF), sebuah organisasi yang mengatur kegiatan badminton di tingkat internasional.

Sejarah Bulu Tangkis Indonesia

Sejarah bulu tangkis di Indonesia dan dunia tidak bisa dilepaskan. Olahraga badminton di Indonesia merupakan perpanjangan tangan dari penemuannya di Inggris.

Menurut Tri Hadi Karyono, dalam buku Mengenal Olahraga Bulu Tangkis: Tahapan Menuju Kemajuan (2020), badminton pertama kali eksis di Indonesia pada 1930-an.

Olahraga ini berasal dari wilayah jajahan Inggris, yakni Malaysia dan Singapura, yang kemudian disusupkan ke Indonesia melalui wilayah Sumatra. Seiring masa, bulu tangkis dimasukkan ke dalam naungan Ikatan Sport Indonesia (ISI).

Pada 1933, di Jakarta sudah ada perkumpulan bulu tangkis, bernama Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League. Kemudian, dua organisasi itu memutuskan bersatu dan membentuk nama baru: Bataviase Badminton Unie (BBU).

Sekitar setahun setelah perkumpulan badminton di Jakarta didirikan, sejumlah kejuaraan pun digelar. Salah satu kejuaraan badminton pertama Indonesia digelar di Jawa Barat pada 1934.

Pada masa pendudukan Jepang, sekitar 1942, olahraga badminton berkembang semakin pesat. Lantaran dianggap asing dengan istilah bahasa Indonesia, nama badminton pun diubah menjadi bulu tangkis oleh RMS Tri Tjondrokusumo, yang kala itu merupakan ketua ISI.

Di era pasca-kemerdekaan, muncul ide untuk membentuk organisasi resmi yang mewadahi olahraga-olahraga di Indonesia. Akhirnya, pada 18-19 Januari 1947, digelarlah kongres di Solo, yang kemudian menghasilkan pembentukan Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI).

Organisasi itu dipimpin oleh Mr. Widodo Sastradiningrat. Cabang olahraga bulu tangkis yang berada di bawah naungan perkumpulan itu dipimpin oleh RMS Tri Tjondrokusumo.

Sejarah bulu tangkis Indonesia berkembang sejak itu. Niat untuk mengembangkan olahraga ini kemudian mewujud organisasi khusus, yakni Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). PBSI didirikan pada 5 Mei 1951. Dua tahun setelahnya, tepatnya 1953, Indonesia bergabung sebagai anggota IBF.

Baca juga artikel terkait BULU TANGKIS atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Fadli Nasrudin