tirto.id - Partai Komunis Tiongkok akan mengukuhkan Presiden Xi Jinping untuk masa jabatan ketiga. Fenomena tersebut akan menjadi peristiwa sejarah bagi politik China.
Al Jazeera memberitakan, Jinping telah ditunjuk menjadi sekretaris jenderal partai Komunis (PKC) dan itu akan memperkuat posisinya sebagai pemimping paling berpengaruh di China sejak Mao Zedong.
Jinping disebut melanggar tradisi setelah mengamandemen Konstitusi China pada tahun 2018 untuk menghapus batas dua masa jabatan kepresidenan.
Awalnya, batasan untuk presiden yang hanya boleh menjabat dua periode ini diperkenalkan oleh Pemimpin Tiongkok, Deng Xiaoping pada tahun 1982 untuk mencegah kultus kepribadian seperti Mao Zedong.
Jinping mulai berkuasa pada tahun 2012. Selain menjadi kepala negara, dia juga memegang militer dan punya jabatan penting di Partai Komunis China.
Selama bertahun-tahun, NBC News menuliskan, Jinping disebut punya pengaruh yang setara dengan Mao Zedong dan Deng Xiaoping.
“Apa yang mulai kita lihat adalah semacam pelanggaran terhadap banyak aturan, baik formal maupun informal, yang diberlakukan oleh para pendahulunya untuk mendorong sekutunya menduduki posisi teratas,” kata James Gethyn Evans, seorang ahli dalam sejarah dan politik Tiongkok di Pusat Studi Tiongkok Fairbank di Universitas Harvard.
Komite Tetap Politibiro Diisi Loyalis Jinping
Anggota Komite Tetap Politbiro (PSC) juga diduga akan sangat berkuasa. Diperkirakan setidaknya akan ada empat anggota PSC yang akan ditunjuk sebagai anggota baru.
Mereka akan menggantikan Perdana Menteri Li Keqiang dan tiga anggota lainnya, yakni Han Zheng, Wang Yang dan Li Zhanshu.
Empat orang itu tidak adalah dalam struktur Komite Sentral baru PKC beranggotakan 205 orang yang resmi dipilih pada hari Sabtu.
Padahal, dalam posisinya, Li Keqiang adalah orang kedua di China. Dia adalah pendukung reformasi berorientasi pasar, tetapi dia berbeda langkah dengan Jinping dalam memperluas kontrol negara atas ekonomi.
Atas pemecatannya dari PSC, sejumlah analis menduga kalau Jinping akan terus memegang kekuasaan ekonomi di China. Selain itu, kata analis, penghilangan Li Keqiang dan Wang Yang akan menandakan kalau PSC akan ditumpuk dengan orang dekat Jinping.
Sementara itu, The Guardian melaporkan, kemungkinan besar, posisi Li Keqiang sebagai perdana menteri yang akan pensiun bulan Maret 2023 akan digantikan oleh Ketua Partai Komunis Shanghai Li Qiang.
Posisi Politbiro yang sebelumnya berisi 25 orang kini berkurang satu menjadi 24 dan tidak diisi oleh perempuan, sebelumnya ada satu. Susunan Komite Tetap yang diisi loyalis Jinping menandakan kalau cengkramannya pada kekuasaan tidak berkurang.
Editor: Iswara N Raditya