tirto.id - Xi Jinping merupakan presiden Cina yang menjabat sejak tahun 2013. Selain menjabat sebagai presiden, Xi Jinping juga merupakan pemimpin tertinggi dari Partai Komunis Cina.
Selama menjabat sebagai presiden, Xi Jinping sangat keras menumpas korupsi di negaranya.
Mengenai hubungan antara Cina dan Rusia, Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengadakan pertemuan pada awal Februari 2022 lalu.
Hubungan kedua negara tersebut semakin menguat selama beberapa tahun terakhir. Cina juga lebih vokal untuk mendukung Rusia dalam hal perselisihan antara Rusia dan NATO atas Ukrania.
Melansir dari laman Aljazeera, Presiden Cina Xi Jinping menyatakan dukungannya atas penyelesaian krisis Ukraina.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah Moskow melancarkan invasi ke tetangganya. Xi memandang Rusia dan Ukraina perlu menyelesaikan masalah melalui negosiasi.
Hubungan Cina dan Rusia
Hubungan antara Cina dan Rusia didominasi oleh hubungan ekonomi. Dilansir dari laman The New York Times, Rusia memiliki sekutu ekonomi yang kuat untuk membantunya melawan sanksi Barat. Sekutu itu adalah Cina.
Pada Desember lalu, Rusia membeli minyak dari Cina dengan jumlah melampaui pembeliannya dari Arab Saudi.
Enam hari sebelum kampanye militer dimulai, Rusia mengumumkan kesepakatan selama bertahun-tahun untuk menjual 100 juta ton batu bara ke Cina.
Kontrak ini bernilai lebih dari $20 miliar. Bahkan beberapa jam sebelum Rusia mulai melakukan invasi ke Ukraina, Cina setuju untuk membeli gandum Rusia meskipun ada kekhawatiran tentang penyakit tanaman.
Dilihat dari kesejarahan, pada tahun 1950-an Cina dan Rusia sudah mengadakan kerja sama. Para pemimpin Beijing memandang bahwa prospek geopolitik terbaik Cina adalah dengan mengkolaborasikan kekuatan industri mereka yang luas dengan sumber daya alam Rusia yang luar biasa.
Dilansir dari laman The New York Times, kesepakatan makanan dan energi baru-baru ini merupakan sinyal terbaru dari keselarasan ekonomi Cina dengan Rusia.
Profil Xi Jinping
Mengutip dari laman Britannica, Xi Jinping lahir pada 15 Juni 1953 di Kabupaten Fuping, provinsi Shaanxi, Cina).
Xi Jinping merupakan putra dari Xi Zhongxun, yang pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri Tiongkok dan merupakan rekan seperjuangan awal Mao Zedong.
Xi Jinping adalah anak terakhir dari tiga bersaudara dengan kedua kakaknya perempuan. Ia disebut sebagai pangeran, anak seorang pejabat.
Dilansir dari laman Reuters, ayah Xi Jinping, yakni Xi Zhongxun, berjuang dalam revolusi Komunis dan kemudian menjabat sebagai pejabat, naik menjadi wakil perdana menteri yang berpikiran liberal.
Dilansir dari laman BBC, ketenteraman keluarga Xi Jinping berubah begitu saja saat ayahnya dilengserkan pada tahun 1962 sebelum Revolusi Kebudayaan dan dipenjarakan.
Keadaan inilah yang kemudian menempa Xi Jinping saat masih muda. Ia mengalami berbagai kesulitan atas keadaan yang ia hadapi.
Meskipun demikian, Xi JInping justru tidak melawan Partai Komunis. Ia memilih untuk bergabung dan berjuang di Partai Komunis. Setelah melalui beberapa kali penolakan, akhirnya Xi Jinping diterima pada tahun 1974.
Xi Jinping bekerja keras untuk naik ke puncak - pertama sebagai sekretaris partai lokal di provinsi Hebei, sebelum pindah ke peran yang lebih senior di tempat lain termasuk ketua partai Shanghai, kota kedua di China dan pusat keuangan.
Profil Xi Jinping yang meningkat di partai kemudian mendorongnya ke badan pembuat keputusan tertinggi, yaitu Komite Tetap Politbiro hingga akhirnya ia terpilih sebagai presiden.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yandri Daniel Damaledo