tirto.id - Indonesia yang memiliki luas wilayah laut terbesar di dunia seharusnya tidak membuat produksi garam di dalam negeri mengalami kekurangan yang berimbas pada naiknya harga garam. Hal itu bahkan bisa membuat Indonesia menjadi pusat produksi garam dunia.
"Fenomena ini menjadi isu nasional yang menarik dari segi ekonomi, sebab kita dikenal negara maritim, kok, bisa kekurangan," ujar Wakil Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Prof Dr Ahmad Alim Bachri, Kamis (27/7/2017), dikutip dari Antara.
Kelangkaan produksi garam, kata dia, harus menjadi pelajaran bagi Pemerintah Indonesia agar memiliki strategi khusus dalam rangka menjamin kebutuhan komuditas garam ini di Tanah Air.
"Kenapa demikian, karena garam ini masuk komoditas strategis yang berkontribusi terhadap terjadinya kesehatan masyarakat, yakni, garam yang layak konsumsi atau beryodium," paparnya.
Alim juga menyarankan pemerintah untuk mengajak investor untuk berinvestasi dalam membangun produksi garam nasional. Pasalnya, kelangkaan komuditas garam ini diduga kuat karena produksi mengurang serta terjadinya alur distribusinya yang tidak baik.
"Jadi banyak faktor penyebabnya, pemerintah harus menangani masalah ini secepatnya, sebab garam masuk komuditas unggulan yang hampir setiap hari dibutuhkan masyarakat," tuturnya.
Menurut Alim, kebutuhan garam secara nasional sebenarnya mudah diprediksi berapa besarnya setiap tahunnya, karena konsumsinya bersifat konstan. "Karena tidak mungkin ibu-ibu yang biasa membuat makanan harus garamnya satu sendok, karena harganya murah menjadi dua sendok atau karena mahal dikurangi," terang Alim.
Meskipun, tutur dia, ada industri yang membutuhkan komuditas garam ini, dinilai tidak begitu besar konsumsinya, tidak seperti gula maupun gandum tentunya.
"Kita harap ada kebijakan pemerintah secepatnya terhadap penanganan tingginya harga garam ini hingga di daerah Kalsel, karena makin menambah beban daya beli masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri mengatasi kenaikan harga garam. "Saya nanti akan cek langsung beberapa menteri termasuk Menteri BUMN terkait PT Garam," kata Presiden di Jakarta, Kamis (27/7).
Jokowi mengaku akan melihat persoalan yang menyebabkan meningkatnya harga garam yang cukup drastis. "Kalau ada masalah pasokan atau distribusi akan kita selesaikan," katanya.
Presiden mengatakan dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2017 yang dihadiri para kepala daerah bahwa beberapa bupati dan wali kota mengemukakan masalah harga garam. "Kita lihat hujan sekarang sudah agak mundur sehingga suplai garam di petani juga kurang," katanya.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto