tirto.id - Sebagaimana perintah membaca kepada Nabi Muhammad yang ummi (tidak pandai membaca) sebenarnya sesuatu yang awalnya mengherankan, demikian juga kitab yang kandungannya menjadi bukti kebenaran yang dipaparkan kepada masyarakat Mekkah yang tak mengenal kitab karena tidak tahu baca tulis. Namun keheranan itu segera akan sirna jika disadari manfaat kitab, apalagi kitab suci, yang sangat unik dan penuh keistimewaan.
Kitab atau buku adalah sebaik-baiknya teman. Ia menemani Anda saat sadar dan tidur, dia tidak pernah jemu bersama siapapun. Kemanapun Anda pergi, ia bersedia mengikuti. Ia menasehati Anda, ia dapat membuat Anda tertawa, dan di kali lain menangis. Jika Anda meminta ia diam, ia akan patuh dan jika Anda mencernanya ia diam seribu bahasa, sedang jika anda memujinya ia sedikit pun tidak akan terpengaruh. Tidak ada teman yang lebih patuh, lebih pandai dan lebih setia daripada kitab.
Kitab atau buku adalah perantara antara kita dengan penyusununnya. Ia bahkan lebih baik dari sahabat, karena suasana hening yang menyertai saat membacanya, mengantarkan kita lebih berkonsentrasi berpikir. Tidak seperti dengan teman yang memutuskan tali-temali pikiran kita saat dia berbicara apalagi mengoceh. Kitab atau buku mengalirkan perasaan denyut kalbu dan buah pikiran pihak lain kepada kita. Dia yang memberi makna atau gambaran atau sentuhan di hati kita.
Kendati kini telah ditemukan sekian banyak saran untuk memperoleh informasi dan pengetahuan, seperti TV, komputer dan semacamnya, namun buku tidak akan kehilangan pamor. Buku sudah sekian lama bersama manusia, sehingga sulit ditinggalkan.
Membuka lembaran demi lembaran, halaman demi halaman, kesemuanya melahirkan rasa tersendiri. Buku bagi umat manusia telah menjadi cinta pertama yang sulit dilupakan apalagi diabaikan. Buku akan tetap memegang peranan kunci dalam proses pendidikan dan pengembangan informasi.
Demikian sedikit dari banyak ungkapan sejumlah ilmuwan dan pujangga masa lalu dan kini, tentang kitab atau buku.
Dari sini saja, sudah sangat wajar jika buku merupakan hadiah yang terbaik buat umat manusia. Lebih-lebih kalau kitab atau buku itu bersumber dari Allah SWT. Al-Quran yang merupakan kitab suci dilukiskan oleh Nabi Muhammad yang menerimanya sebagai:
“Telah kutinggalkan buat kamu, kitab Allah. Kitab yang tidak lekang oleh panas, tidak lapuk oleh hujan. Di sana ada berita menyangkut masa lalu, dan masa datang. Dia adalah tali Tuhan yang terulur dari langit ke bumi.”
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa tidak ada satu kitab yang dikenal oleh peradaban manusia, sejak manusia mengenal baca tulis sekitar 5000 tahun yang lalu, seperti Al-Quran.
Kitab suci ini mendapat perhatian serius dari yang mempercayainya sebagai wahyu maupun yang tidak mempercayainya. Dianggap serius baik oleh mereka yang memahami bahasanya maupun yang tidak memahaminya. Perhatian kepadanya tidak hanya tertuju kepada sejarah turunnya secara umum, tetapi juga pada ayat demi ayat, malam atau siang dalam perjalanan Nabi Muhammad atau ketika beliau bermukim di tempat.
Tidak ada satu kitab yang dibahas kata-katanya dalam susunannya, penempatan kata ini sebelum kata itu, makna yang dikandungnya serta kesan yang diperoleh darinya seperti halnya Al-Qur’an. Tidak ada satu kitab yang diatur tata cara membacanya, di sini harus berhenti atau tidak, dan di sana hendaknya memulai atau berhenti, perhentian sejenak atau perhentian biasa.
Tidak ada juga satu kitab yang diatur tata cara membacanya dan disimpulkan dan yang tercipta untuknya satu ilmu khusus yakni ilmu tajwid kecuali Al-Qur’an. Di sana diatur bahwa kata ini harus ditebalkan pengucapannya dan yang itu dihaluskan di sini, harus dipanjangkan bacaannya dengan kadar sekian ketuk dan dipendekkan sebatas sekian, sampai kepada ragam-ragam lagu yang dibenarkan dan tidak dibenarkan.
Tidak satu kitab yang demikian itu halnya kecuali kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya, Rasul Muhammad SAW.
Tidak satu kitab pun yang dibaca oleh mereka tidak mengerti artinya kecuali Al-Qur’an. Tidak juga ada kitab yang diperlombakan keindahan, kemerduan suaranya, dan tentu saja kebenaran cara membacanya, lalu dimenangkan, oleh mereka yang tidak mengerti artinya, kecuali kitab suci itu.
Demikian sekelumit dari sifat kitab suci umat Islam. Maukah kita membaca dan menarik pelajaran dari pesan-pesan kitab suci itu?
======
) Naskah dinukil dari buku "Dia di Mana-Mana: Tangan Tuhan di Balik Setiap Fenomena yang diterbitkan oleh penerbit Lentera Hati. Pembaca bisa mendapatkan karya-karya Prof. Quraish Shihab melalui website penerbit.
Penulis: M. Quraish Shihab
Editor: Zen RS