tirto.id - Sejumlah wilayah di Cina telah menerapkan swab anal sebagai metode untuk pendeteksi COVID-19. Dilansir dari Aljazeera, metode swab ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas proses skrinning menjelang libur Tahun Baru Imlek.
Dua wilayah Cina yang telah menerapkan metode swab ini antara lain Kota Beijing dan beberapa kota di wilayah Utara Cina.
Swab anal, merupakan salah satu metode pengambilan sampel jejak COVID-19 yang terdapat pada sistem gastrointestinal melalui anus. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2020, menyebutkan bahwa virus SARS-Cov2 penyebab COVID-19 dikeluarkan sistem gastrointenstinal melalui tinja.
Dalam metode ini, sampel diambil dengan cara menyisipkan kapas yang direndam garam, sekitar satu sampai dua inci ke dalam anus. Kapas kemudian diputar dengan lembut agar dapat menjaring sampel.
Seberapa efektif swab anal?
Li Tongzeng, seorang dokter senior dari rumah sakit Youan Beijing menyebutkan bahwa jejak virus bertahan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan.
"(Ini) dapat meningkatkan tingkat deteksi orang yang terinfeksi" katanya seperti yang dilansir dari The Guardian.
Tongzeng juga menyatakan bahwa swab anal dapat mendeteksi infeksi yang terlewatkan oleh test lain. Hal ini karena jejak virus dalam sampel feses atau swab anal dapat terdeteksi lebih lama daripada sampel yang diambil dari saluran pernapasan. Begitu pula yang disebutkan dalam penelitian yang dipublikasikan dalamJournal of Infection.
Penelitian ini melibatkan tujuh pasien COVID-19 yang mengalami gejala asimptomatik dan CT Scan dada yang tidak berubah. Enam dari tujuh pasien yang terlibat mendapatkan hasil positif dalam uji anal swab, padahal uji swab tenggorokan negatif. Sementara satu pasien lagi mendapatkan hasi positif dalam tes swab tenggorokan.
Setelah pasien keluar dari rumah sakit, swab tenggorokan menunjukkan hasil negatif dalam 7 hingga 11 hari, sementara swab anal negatif dalam 5 hingga 23 hari. Lebih lanjut, penelitian ini merekomendasikan penggunaan anal swab sebagai salah satu kriteria sembuh untuk pasien COVID-19.
Tes anal swab diklaim lebih efektif dibanding tes swab nasal untuk penderita anak-anak. Mengutip Aljazeera, dalam penelitian yang dilakukan oleh Chinese University of Hong Kong disebutkan bahwa anak-anak membawa viral load yang lebih tinggi dalam tinja dibanding orang dewasa.
Anal swab juga diklaim tidak lebih sakit dibanding swab nasal, namun beberapa pasien menyebutkan tes ini tidak nyaman dan cenderung memalukan.
Namun, Pemerintah Cina tidak menerapkan metode swab anal ini secara luas. Dilansir dari India Today, tes anal swab hanya diberlakukan pada kelompok berisiko, termasuk di lokasi karantina dan di wilayah-wilayah dimana kasus meningkat selama musim dingin.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari