tirto.id - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyatakan, kasus Covid-19 mingguan di Indonesia sudah mencapai puncaknya. Bahkan, kata Wiku, lebih tinggi dari puncak kasus di bulan Januari 2021 lalu.
“Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus Covid di Indonesia,” kata Wiku melalui keterangan tertulisnya, Selasa (29/6/2021).
Wiku menjelaskan, jumlah kasus mingguan pada bulan Januari lalu mencapai 89.902 kasus. Sementara pada minggu ini, kata dia, angkanya lebih tinggi lagi, yakni sebanyak 125.396 kasus.
Sementara kasus positif hariannya, ungkap dia, Indonesia mencetak rekor baru dengan kasus harian tertinggi selama pandemi, yakni bertambah 21.345 kasus dalam satu hari.
“Kenaikan yang mulai terjadi satu minggu pasca-periode libur lebaran menunjukkan dampak yang ditimbulkan akibat libur panjang ternyata dapat terjadi sangat cepat," kata dia.
"Awalnya kenaikan terlihat normal dan tidak terlalu signifikan. Namun, memasuki minggu ke-4 pasca periode libur kenaikan meningkat tajam dan berlangsung selama tiga minggu hingga mencapai puncak kedua di minggu terakhir,” papar Wiku.
Salah satu dampak dari kenaikan kasus ini, menurut Wiku, karena masih ada masyarakat yang nekat mudik meski ada pelarangan mudik. Di sisi lain, Indonesia pun sedang dihantam beberapa varian Covid-19 baru.
Ia bilang, salah satu strategi dan cara mengendalikan lonjakan kasus ini adalah: masing-masing wilayah perlu menyusun dan menjalankan strategi penanganannya. Dengan begitu, maka peningkatan kasus ini segera bisa diatasi sehingga mengurangi beban pada fasilitas, sistem, dan tenaga kesehatan.
Tiga Provinsi yang Berkontribusi Terhadap Lonjakan
Wiku menjelaskan, setidaknya ada tiga provinsi yang berkontibusi besar terhadap kenaikan kasus, baik pada puncak pertama maupun kedua. Tiga provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, kemudian disusul oleh provinsi Jawa Timur.
Selain itu, kata Wiku, ada provinsi Sulawesi Selatan yang ikut berkontribusi pada puncak pertama lonjakan Covid-19, kemudian posisinya digantikan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kendati demikian, kata dia, penting untuk menjadi perhatian terkait tiga provinsi di Pulau Jawa yang selalu konsisten berkontribusi besar terhadap puncak kedua kasus sepanjang pandemi. Atas hal itu, ia bilang, pemerintah telah mengupayakan segala upaya penanganan.
“Masyarakat, terutama di ketiga provinsi ini harus berkontribusi dalam menekan lonjakan kasus covid-19. Upaya penanganan adalah upaya kolektif. Untuk itu, inisiatif masyarakat dalam menekan dan mengendalikan kasus menjadi sangat penting,”ungkap Wiku.
“Jika terpapar, mengalami gejala Covid atau memiliki kerabat yang terkena Covid, jujurlah dengan segera melapor kepada ketua RT setempat agar segera ditindaklanjuti oleh Puskesmas. Jangan khawatir jika petugas tracing datang untuk melacak kontak erat, dan jangan takut di-swab karena hal ini perlu dilakukan agar kasus positif ditangani dengan cepat sehingga tidak bertambah parah,” lanjut dia.
Ia juga memberikan imbauan agar selalu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Jangan merasa aman meski sudah divaksin. #IngatPesanIbu vaksin memang melindungi kita semua, namun tetap harus 3M, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan memakai masker. Sebab, ia bilang, kekebalan komunitas baru dapat tercapai apabila vaksinasi telah mencakup 70 persen populasi.
Ia meminta masyarakat untuk ikut menyebarluaskan edukasi terkait Covid-19 kepada orang sekitar. “Akseslah informasi Covid-19 yang valid dan terpercaya dari kanal resmi Satgas Covid-19, kementerian/lembaga terkait serta kanal edukasi lainnya, dan pastikan informasi yang disampaikan terkonfirmasi kebenarannya dan bukan hoax,” pungkas Wiku.
Editor: Iswara N Raditya