Menuju konten utama

Satgas IDI: Pemerintah Tetap Harus Lanjutkan Skrining Cacar Monyet

Hal ini menanggapi perihal pasien pertama cacar monyet di Indonesia dinyatakan sudah sembuh.

Satgas IDI: Pemerintah Tetap Harus Lanjutkan Skrining Cacar Monyet
Ilustrasi Cacar Monyet. foto/Istockphoto

tirto.id - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari menyebut bahwa Satgas Monkeypox PB IDI merekomendasikan pemerintah untuk tidak berhenti melakukan skrining cacar monyet atau masih harus dilanjutkan. Hal ini menanggapi soal pasien pertama cacar monyet di Indonesia dinyatakan sudah sembuh.

“Memang untuk mencegah pertambahan kasus, kita tidak bisa tidak, harus merekomendasikan,” kata dia lewat Zoom bertajuk “PB IDI Update on Monkeypox” pada Rabu (21/9/2022).

Hanny menuturkan, pada awalnya Satgas Monkeypox PB IDI telah merekomendasikan kepada pemerintah agar seluruh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dari negara-negara yang memiliki kasus terkonfirmasi cacar monyet, perlu dilakukan skrining. “Jadi skrining masih harus dilanjutkan, jangan berhenti untuk melakukan skrining,” ujar dia.

Selain itu, lanjut Hanny, Satgas Monkeypox PB IDI mengatakan bahwa diperlukan adanya penguatan tenaga-tenaga medis dan penguatan pada masyarakat Indonesia. Misalnya memberikan informasi terkait cacar monyet, mengedukasi, serta mewaspadainya.

“Ini tetap harus kita jaga dan kita sounding kan (mengatakan) kepada seluruh masyarakat, agar masyarakat menjadi paham mana kasus yang kira-kira memang dicurigai (suspek) sebagai infeksi kasus yang baru,” tutur Hanny.

Dia menambahkan, masyarakat juga perlu dapat mengidentifikasi diri sendiri apakah tertular cacar monyet atau tidak. Lalu, mereka perlu dapat mencegah penularannya kepada orang lain.

“Karena dengan edukasi dan kemudian memberikan pemahaman yang baik kepada seluruh masyarakat, tentunya masyarakat jadi bisa tahu apa yang harus dilakukan apabila pasien merasa bahwa dia terindikasi ada kasus monkeypox,” jelas Hanny.

Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan (Central of Disease Control/CDC) Amerika Serikat (AS), beber dia, terdapat 62.406 kasus terkonfirmasi cacar monyet di dunia dan sebanyak 104 negara telah melaporkan kasus tersebut. Meliputi 132 kasus dilaporkan oleh Australia, 19 kasus oleh Singapura, delapan kasus oleh Thailand, empat kasus oleh Filipina, dan satu kasus dari Indonesia.

“Dan saat ini status dari pasien di Indonesia ini sudah sembuh. Pasiennya seorang laki-laki 27 tahun terkonfirmasi monkeypox dari swab PCR (polymerase chain reaction) pada tanggal 19 Agustus [2022] dan pasien sudah dinyatakan sembuh di tanggal 28 Agustus 2022,” terang Hanny.

Dia juga mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) telah menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (public health emergency of international concern/PHEIC), yaitu pada 23 Juli 2022 lalu. Dari laporan-laporan kasus cacar monyet, ternyata sebagian besar kasus yang dilaporkan di dunia ini disebabkan oleh monkeypox Clade II, yang manifestasi klinisnya lebih ringan dengan mortalitas yang rendah dan transmisi antarmanusianya juga rendah.

Baca juga artikel terkait CACAR MONYET atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri