tirto.id - Satuan Tugas Penanganan (Satgas) COVID-19 memaparkan sejumlah langkah yang diambil hingga Indonesia berhasil menekan kasus pada lonjakan kedua.
Laju penambahan kasus nasional konsisten menurun selama 8 pekan berturut-turut per minggu ini. Penurunannya mencapai 88,9 persen dibandingkan puncak kedua.
Dibandingkan puncak pertama, jumlah kasus pekan ini lebih rendah dari puncak pertama pada Januari 2021 lalu dan mendekati titik kasus terendah pada 10 Mei lalu (26.088 kasus).
Penekanan kasus tersebut tercapai berkat kerja sama pemerintah yang bergerak cepat menyusun kebijakan dalam menekan penularan kasus di tengah-tengah masyarakat. Dan, kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat yang kooperatif dalam menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
“Dan capaian dalam menekan kasus pada lonjakan kedua ini buah dari pembelajaran yang terus menerus,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (14/9/2021).
Menurut Wiku, adapun langkah-langkah yang diambil hingga Indonesia berhasil menekan kasus pada lonjakan kedua ialah sebagai berikut:
1. PPKM
Saat kasus meningkat, pemerintah langsung menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilanjutkan dengan pembatasan yang lebih ketat atau PPKM Level 1 - 4 yang diambil sejak 26 Juli hingga saat ini.
2. Aturan Perjalanan
Pemerintah juga mengatur perjalanan dalam negeri dan luar negeri. Kebijakan ini terus dievaluasi setiap minggunya melalui rapat koordinasi rutin pusat dan daerah yang disesuaikan dengan perkembangan kasus yang dinamis terjadi di masyarakat.
3. Kesiapan Faskes
Respons cepat dalam peningkatan kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) juga menjadi modal yang utama dalam menghadapi lonjakan kasus.
Jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan terus ditambah dan saat ini mencapai 116.939 tempat tidur.
Alat kesehatan pendukung seperti oksigen dan ventilator juga terus dipenuhi dengan melakukan distribusi pengadaan dan donasi isotank dan oksigen ke berbagai rumah sakit rujukan. Serta pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dengan memanfaatkan dokter internship dan perawat yang belum uji kompetensi dengan supervisi perawat senior.
Tempat isolasi terpusat juga difungsikan untuk mengurangi beban RS rujukan di mana terdapat lebih dari 20 ribu tempat tidur di tempat isolasi terpusat di seluruh Indonesia.
4. Testing dan Tracing
Testing dan tracing juga menjadi fokus utama. Untuk testing ditingkatkan hingga 1 juta orang per minggu, dengan jumlah Laboratorium yang terus ditambah dengan 796 laboratorium rujukan di Indonesia.
5. Cakupan Vaksinasi
Untuk mencegah lonjakan kasus yang semakin tinggi, maka cakupan laju vaksinasi hingga 10 juta per 10 hari sejak Agustus 2021. Pemerintah terus mengupayakan tercukupinya stok vaksin nasional berikut distribusi yang merata.
“Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa lonjakan kasus telah dilewati. Dan tugas kita saat ini adalah menjaga agar tidak terjadi lonjakan kasus,” kata Wiku.
Editor: Yantina Debora