tirto.id - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memastikan ide agar wisata halal dikembangkan di Bali tidak dimaksudkan untuk mengubah identitas pariwisata Bali yang sudah lebih eksis. Ide itu justru dimaksudkan untuk memperkaya identitas pariwisata di Bali.
"Itu istilah atau usul yang diajukan Sandi dan saya rasa bukan untuk mengubah yang sudah ada, tapi menambahkan identitas baru yang selama ini belum ada," kata Juru Bicara BPN Rahayu Saraswati dalam keterangan pers yang diterima Tirto, Selasa, (26/2/2019).
Saraswati menambahkan usulan identitas baru pada wisata Bali merupakan salah satu langkah membuka peluang investasi. Terlebih Indonesia merupakan negara muslim terbesar di Indonesia.
Ia juga mengatakan model investasi halal juga sudah dilakukan di negara-negara besar yang bukan mayoritas muslim.
"Banyak negara yang bukan mayoritas muslim namun membuka investasi bank syariah, begitu juga wisata halal. Kenapa kita tidak mengivenstasikannya, sekali lagi, ini hanya usulan," ujar caleg DPR Dapil DKI 3 ini.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini kembali menegaskan wacana wisata halal yang diusulkan Sandi hanya untuk membuka jalan investasi. Ia tidak mempersoalkan penolakan Gubernur Balii I Wayan Koster.
"Itu hak mereka yah, siapapun yang menolak. Ini sebatas usulan membuka investasi,"ujar Ketua Bidang Advokasi Perempuan DPP Partai Gerindra ini.
Sebelumnya Sandiaga Uno mengusulkan adanya wisata halal di Bali. Usulan itu langsung direspon penolakan sejumlah pihak termasuk Gubernur Bali I Wayan Koster.
I Wayan Koster menegaskan tidak berminat mengganti branding Bali sebagai pariwisata budaya. "Saya kira untuk Bali sudah ada branding-nya sesuai kearifan lokal Bali. Karakter Bali yaitu pariwisata berbasis budaya. Saya kira nggak perlu lagi kita mengembangkan branding yang lain justru itu akan mempersempit dan mengecilkan branding sejenis yang sudah ada di Bali, wisata budaya," ujarnya.
Penolakan juga datang dari DPRD Bali dan tim pemenangan Jokowi-Maruf Amin.
Penulis: Jay Akbar
Editor: Rio Apinino