tirto.id - Pasien Long Covid yang kehilangan indra penciuman perlu dibangkitkan kembali sensitivitasnya, saran dokter.
Kehilangan kemampuan penciuman dan pengecapan adalah salah satu gejala Long Covid atau gejala sisa yang muncul setelah seseorang dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Dokter spesialis paru dan Kabag Pembinaan Fungsi Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta, Yahya, menjelaskan, pasien yang kehilangan kemampuan penciuman dan pengecapan perlu dibangkitkan lagi sensitivitasnya dengan mencium bau-bau yang sangat menyengat, macam minyak kayu putih dan parfum yang sangat harum.
“Ini perlu dilatih setiap hari agar pulih secepatnya,” sarannya dalam Dialog Produktif bertema Long Covid, Kenali dan Waspadai yang diadakan KPCPEN dan ditayangkan di YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (3/6/2021), seperti dikutip dari situs Covid19.go.id.
Seorang penyintas COVID-19, Cahyandaru Kuncorojati, menceritakan bahwa dirinya mengalami kehilangan kemampuan penciuman dan pengecapan selama kurang lebih satu bulan. Setelah pulih pun kemampuan penciumannya berkurang.
“Berangsur-angsur mulai kembali tapi sampai sekarang indra penciuman saya tidak setajam dulu lagi,” katanya.
Selain kehilangan penciuman dan pengecapan, gejala Long Covid lainnya dimulai dari pelemahan fisik secara umum, sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, dan diare.
Yahya meminta penyintas COVID-19 untuk mewaspadai hal ini kendati gejala Long Covid dapat diatasi secara medis.
Pasien Laki-Laki Rentan Terkena Long Covid
Hasil riset dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyatakan, setelah empat pekan sejak pasien mulai merasakan gejala COVID-19 sampai dinyatakan negatif, masih timbul gejala sisa atau Long Covid.
Yahya menjelaskan bahwa 53,7 persen pasien merasakan gejala Long Covid selama satu bulan, 43,6 persen selama 1-6 bulan, dan 2,7 persen lebih dari 6 bulan.
Secara demografi, pasien laki-laki juga lebih besar peluangnya terkena efek Long Covid.
“Salah satu alasannya karena gaya hidup merokok,” kata Yahya.
Pasien COVID-19 yang bergejala berat atau mungkin yang berhasil sembuh setelah dibantu ventilator, kata Yahya, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita Long Covid.
Lain itu, salah satu faktor penting dari gejala Long Covid dipicu juga oleh kondisi psikologis pasien, seperti gampang cemas dan gampang depresi.
“Pada saat perawatan maupun saat isolasi mandiri, apabila pasien merasakan gejala-gejala Long Covid setelah dinyatakan sembuh, diharapkan pasien terus berkonsultasi kepada dokter,” ujar Yahya.
Editor: Agung DH