tirto.id - Maria Sharapova (29) bagai mendapatkan angin segar terkait dengan kasus penggunaan doping yang menimpanya pada Januari lalu. Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS) memutuskan untuk mengurangi sanksi larangan bermain Sharapova yang dijatuhkan Federasi Tenis Internasional (ITF) dari yang berdurasi dua tahun menjadi hanya 15 bulan.
Keputusan diambil CAS pada Selasa (5/10/16). Dalam rilis resminya, lembaga yang bermarkas di Lausanne, Swiss itu menuliskan, "menemukan bahwa Nn. Sharapova melakukan pelanggaran aturan antidoping dan meski 'kesalahannya tidak signifikan' dia melakukan beberapa tingkat kesalahan, karenanya sanksi 15 bulan sudah sesuai."
Pengurangan sanksi ini diputuskan oleh CAS setelah Sharapova mengajukan banding pada bulan Juni lalu terkait dengan sanksi larangan bermain yang diterimanya.
Artinya, Sharapova akan dapat kembali bermain pada 26 April 2017 atau satu minggu sebelum gelaran Prancis Terbuka dimulai. Petenis putri yang pernah menduduki peringkat satu dunia ini akan dapat bermain pada tiga dari empat Grand Slam tahun depan.
Menanggapi keputusan tersebut kubu Sharapova merayakannya bagai sebuah kemenangan besar. John Haggerty, pengacara Sharapova menyebutkan, dengan adanya putusan ini maka sanksi yang dijatuhkan ITF pada 26 Januari lalu adalah sebuah fiksi yang murni. Sementara itu, sang petenis mengatakan bahwa ini menjadi salah satu hari paling membahagiakan baginya.
"Dalam banyak cara, saya merasa seperti sesuatu yang saya cintai telah direbut dari saya dan akan benar-benar menyenangkan untuk mendapatkannya kembali," kata Sharapova melalui halaman Facebook resmi miliknya. "Tenis adalah hasrat saya dan saya merindukannya. Saya menghitung hari sampai saya dapat kembali ke lapangan," lanjut juara Grand Slam lima kali ini.
"Sekarang proses ini telah selesai, saya berharap ITF dan otoritas anti doping lainnya yang relevan akan mempelajari apa yang dilakukan federasi-federasi lain, maka tidak ada lagi petenis yang harus menjalani apa yang saya lalui," tambahnya.
Sharapova juga menegaskan kembali bahwa ITF tidak melakukan proses komunikasi yang memadai sehingga ia tidak menyadari bahwa obat yang dikonsumsinya telah masuk daftar terlarang. "Saya telah belajar dari hal ini, dan saya harap ITF pun demikian," jelas Sharapova, menambahkan bahwa dirinya telah mengonsumsi obat tersebut selama sepuluh tahun.
ITF, badan tenis dunia, menjelaskan dalam rilisnya bahwa mereka percaya langkah-langkah yang perlu telah diambil untuk mempublikasikan perubahan terhadap daftar zat yang dilarang dikonsumsi atlet.
"Walau demikian, kami telah meninjau ulang, dan akan terus meninjau ulang, proses-proses kami untuk mengkomunikasikan perubahan terhadap Daftar Zat Terlarang untuk para petenis dengan tujuan memastikan tidak ada petenis yang dapat mengklaim bahwa mereka belum mendapat informasi," tambah pernyataan itu.
Sebelumnya, ITF menjatuhkan sanksi kepada Sharapova karena perempuan tersebut teruji positif menggunakan obat terlarang meldonium dalam turnamen Australian Terbuka pada Januari lalu.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH