tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan bahwa ketersedian lahan, yang bisa dipakai untuk pemakaman, di ibu kota sebenarnya masih cukup hingga tahun 2035. Namun, menurut dia, ketersediaan lahan pemakaman siap pakai di Jakarta saat ini hanya bisa mencukupi kebutuhan sampai 2019.
Karena itu, Sandiaga mengklaim perlu ada pembebasan ratusan hektar tanah lagi untuk menopang kebutuhan lahan pemakaman siap pakai di DKI Jakarta hingga 16 tahun usai 2019.
"Kita harus mematangkan lahan yang belum siap pakai, 208 hektar, itu antara 2019-2029. Dan yang belum dibebaskan sekitar 183 hektar antara 2029-2035. Dengan itu, mudah-mudahan proyeksi kebutuhan lahan pemakaman sampe 2035 bisa dipenuhi," ujarnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017).
Sandiaga juga membantah prediksi bahwa DKI mengalami krisis lahan pemakaman di tahun 2017. Menurut dia, anggapan bahwa Jakarta hanya mempunyai lahan pemakaman siap pakai seluas 31,3 hektar, dari total 600 hektar lahan pemakaman yang ada, adalah tidak benar.
Menurut dia, krisis lahan pemakaman hanya terjadi pada lahan-lahan tertentu yang dianggap strategis. Sehingga, warga yang ingin memakan sanak-saudara atau kerabatnya mau tak mau harus bersusah payah jika ingin mendapatkan lahan pemakaman yang strategis.
"Memang kalau dilihat dari lokasi favorit itu tempatnya memang sudah sangat terbatas dan banyaknya kebutuhan masyarakat yang di lokasi favorit," ujar dia. "Singkatnya, tidak ada krisis lahan pemakaman. Yang ada mungkin perbedaan antara lokasi yang diinginkan sama lokasi yg tersedia."
Sebelumnya, sistem makam tumpang dianggap bisa mengatasi kelangkaan lahan pemakaman yang ada di Jakarta. Hal itu lantaran lahan siap pakai seluas 31,3 hektar yang ada di DKI hanya bisa digunakan untuk 6 ribu liang lahat.
Jumlah itu sangat jauh jika dibandingkan dengan kebutuhan makam warga Jakarta menurut data Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Sebab, berdasarkan data tersebut, setiap harinya ada 110 orang yang membutuhkan makam di DKI Jakarta atau setara dengan kebutuhan lahan sekitar 880 meter persegi.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom