Menuju konten utama

Sandiaga Kenal Wakil Komunitas Nelayan di Debat Pilkada DKI

Sandiaga mengaku mengenal wakil komunitas nelayan yang hadir dalam debat Pilkada DKI. Namun menurut komisioner KPU, mereka akan mengundang komunitas yang netral.

Sandiaga Kenal Wakil Komunitas Nelayan di Debat Pilkada DKI
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sedang menyimak data yang dibawanya saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Sandiaga Salahudin Uno mengaku mengenal perwakilan komunitas yang diundang oleh KPU DKI Jakarta. Hal itu diungkapkan jelang memasuki sesi keempat debat final Pilkada DKI Jakarta.

"Kenal semua saya. Gimana nggak kenal? Sudah 18 bulan saya mengitari kampung nelayan jadi kenal dan akrab," ujar Sandi pada saat jeda sesi ketiga di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Sebelumnya, ‎Komisioner KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos memastikan netralitas empat komunitas yang diundang dalam debat publik Pilkada Jakarta putaran kedua.

Betty mengatakan setiap komunitas telah dimintai komitmennya dengan mengisi pakta integritas. Ia memastikan anggota komunitas bukan bagian dari salah satu pasangan calon.

"Panelis memilih empat komunitas yang akan bertanya dalam debat, lalu kami panggil untuk dimintai komitmennya netral dengan mengisi pakta integritas dan bukan bagian dari salah satu pasangan calon," kata Betty.

Dari lima subtema yang disusun, menurut Betty, para panelis tersebut memilih empat komunitas yang akan bertanya dalam debat tersebut. Keempat komunitas yang dimaksud adalah komunitas nelayan, komunitas pengusaha UMKM, komunitas pedagang kecil, dan komunitas penghuni rumah susun.

Di saat yang sama, Komisioner KPU DKI Jakarta Moch Sidik mengatakan, ‎ada 4 komunitas yang diundang dalam debat pilkada putaran kedua. Keempat komunitas terdiri atas komunitas nelayan, pemukiman, transportasi, dan UMKM. Keempat komunitas ini nanti akan berinteraksi dengan para paslon untuk menggali kapasitas dan kapabilitas mereka dalam menangani masalah ibukota.

"Tentu bisa langsung bertanya kepada calon gubernur akan bersaing untuk memperebutkan jabatan calon gubernur dan calon wakil gubernur,"‎ujar Sidik.

Sidik mengaku, ‎mereka memilih keempat komunitas tersebut dengan sejumlah pertimbangan. Dirinya optimistis komunitas yang diundang layak dan tepat untuk mengelaborasi para kandidat dalam menangani masalah DKI Jakarta. Tidak lupa, ia juga ingin agar undangan komunitas ini bukan pesanan kelompok tertentu.

‎"Saya kira mudah-mudahan ini pertanyaan betul-betul aspirasi dari bawah dan orisinil, bukan semacam ada kepentingan," ujar Sidik.

Debat kali ini bertema besar “Dari Masyarakat untuk Jakarta: Kesenjangan dan Keadilan Sosial, Penegakan Hukum dan Bonus Demografi” dan dibagi lagi menjadi lima subtema yakni isu transportasi, tempat tinggal, reklamasi, pelayanan Publik (pendidikan dan kesehatan) dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

Selama 120 menit, acara debat akan dibagi dalam 6 segmen. Segmen pertama akan diisi perkenalan para paslon, segmen kedua akan mendengarkan pertanyaan panelis dan dijawab oleh para paslon. Segmen ketiga berisi tentang tanya jawab dari komunitas kepada para paslon. Segmen keempat berisi tentang saling respon tanggapan para paslon terhadap jawaban segmen ketiga. Segmen kelima debat murni antar-paslon. Terakhir, segmen keenam sebagai segmen closing statement dari para paslon.

Panelis debat kali ini antara lain Dosen Universitas Indonesia Imam Prasodjo, Dekan Fakultas Bahasa & Seni Universitas Negeri Jakarta Aceng Rahmat, Dosen Universitas Trisakti Yayat Supriyatna, Direktur Institute For Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Agung DH