Menuju konten utama

Sandiaga: Jangankan Gempa, Tidak Gempa Saja Sekolah Bisa Roboh

Menurut Sandi, bangunan sekolah di Jakarta rentan roboh oleh guncangan dan berpotensi menimbulkan korban dalam jumlah besar.

Sandiaga: Jangankan Gempa, Tidak Gempa Saja Sekolah Bisa Roboh
Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Sandiaga Uno. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, berbicara soal persiapan Jakarta menghadapi gempa dalam diskusi ilmiah bertajuk "Gempa Bumi 8,7 Megathrust Siapkah Jakarta?" yang diselenggarakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (28/2/2018).

Menurutnya, Jakarta perlu mencontoh Jepang dalam persoalan mitigasi bencana gempa. Salah satunya, kata dia, melalui edukasi dan simulasi ke siswa-siswi sekolah dasar hingga menengah atas.

"Kemarin di Jepang, saya datang ke Disaster Prevention Park. Jadi kayak Ancol, mereka bikin tidak terlalu besar di mana di situ disimulasikan gempa itu seperti apa, bagaimana antisipasinya. Setiap harinya dibawa antara 1.000 sampai 2.000 murid sekolah ke sana," ungkap Sandi.

Apalagi, kata dia, bangunan-bangunan sekolah di Jakarta rentan roboh oleh guncangan dan berpotensi menimbulkan korban dalam jumlah besar. "Dari dinas pendidikan ada 2000 lebih sekolah di DKI. Itu jangankan gempa, tidak ada gempa saja bisa roboh sendiri," ujarnya.

Bersama BMKG, Sandiaga berharap Jakarta dapat membangun fasilitas taman edukasi seperti Disaster Prevention Park di Jepang. Namun, rencana tersebut akan dimasukkan ke dalam agenda jangka menengah, bukan persiapan jangka pendek yang sedang dilakukan sekarang.

"Menarik juga sih. Misal disimulasikan bagaimana kita masuk ke dalam lift. Lalu lift-nya bergoyang. Bagaimana dalam keadaan itu. Itu ada kuisnya. Gempa angka segini, apa yang harus dilakukan. Nah mereka harus menjawab melalui aplikasi. Keluar dari lift, melihat setelah gempa ini keadaannya seperti ini, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari," ujarnya.

Program jangka pendek yang telah dibangun bersama BMKG sekarang, kata Sandi, adalah simulasi earthquake drill (siaga gempa) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Soalnya, pemahaman para aparatur sipil negara di DKI soal evakuasi gempa masih minim. Hal itu didasari pada pengalamannya saat gempa berkekuatan 6,4 skala richter di Banten terasa sampai Jakarta pada Januari lalu.

"Yang bisa kita lakukan dengan BPBD, harus lakukan earthquake drill. Jangan sampai terjadi 8,7 (skala richter) tapi kita belum di-drill. Saya mendukung nanti dilakukan Pemprov DKI saja. Kalau swastanya mau ikut, Alhamdulillah," tutur mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ini.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto