tirto.id - Sandiaga Uno, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, menyebut hasil survei merupakan strategi kampanye untuk menggiring opini publik. Namun, dia menganggap, pembentukan opini publik lewat hasil survei merupakan strategi yang wajar. Sehingga, pihaknya enggan menanggapinya terlampau jauh.
Pernyataan itu diungkapkannya untuk menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA. Dalam survei tersebut, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diperkirakan akan tersingkir pada putaran pertama pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
“Sudah kita cek, kita tidak perpanjang lagi. Kita tahu, ini adalah strategi kampanye. Sah-sah saja, kami terima dengan baik,” kata Sandiaga Uno setelah melakukan kunjungan di kelurahan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (18/1).
“Saya sih sebenarnya acungkan jempol, ya, strategi untuk mengubah opini dengan survei yang dirilis setelah debat. Ya, itu merupakan strategi kampanye, dan sah-sah saja.”
Meski demikian, ia melihat, pembentukan opini publik dengan menggunakan hasil survei bukanlah langkah yang efektif. Karenanya, Sandiaga mengaku, dia dan pasangannya tidak akan menggunakan strategi serupa.
“Tugas kami bukan mengomentari surveinya. Kami melihat, masyarakat sudah tidak bisa dipengaruhi lagi dengan penggiringan opini (menggunakan survei) tersebut. Dan kami akan tetap memberi dukungan pada mereka,” tambah Sandi.
Di sisi lain, pihaknya mengaku, melakukan penjaringan suara dengan cara partisipatif. Pasangan Anis-Sandi berupaya menempatkan masyarakat sebagai pihak yang aktif memberi pesan. Dengan begitu, mereka dapat mengetahui secara langsung keingingan masyarakat terkait pembangunan Jakarta kedepannya.
“Kami menampung (opini) masyarakat tanpa direkayasa. Bukan menjejalkan apa yang masyarakat harus percaya, apalagi kalau kita akhirnya harus menggiring opini mereka. Terbalik. Cara berpikir kami dari bawah ke atas.”
Sandiaga Uno yakin, setelah debat pertama Calon Kepala Daerah DKI Jakarta, partisipasi dan dukungan masyarakat pada pasangan nomor urut 3 terbilang positif. Keyakinan itu beranjak dari pengamatannya pada partisipasi masyarakat di tiap sosialisasi.
“Setelah debat kemarin, seperti hari ini, warga masyarakat tanpa direkayasa semangat hadir untuk menyuarakan keinginan dan aspirasi mereka, agar pendidikan lebih baik dan lapangan kerja tersedia.”
“Kami yakin, momentum ada di belakang kami. Kami berharap momentum ini terus terpelihara dan positif,” ucapnya.
Sebelumnya, LSI pimpinan Denny JA merilis survei yang menyebut dua pasangan yang akan lolos ke putaran kedua Pilkada DKI 2017.
Dalam survei itu, LSI menyebut, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh dukungan masyarakat sebesar 36,7 persen. Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 32 persen.
Sementara, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno hanya mendapat 21,4 persen. Seturut hasil tersebut, maka pasangan Anies-Sandi diperkirakan tidak lolos ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Seperti dilansir Antara, Selasa (17/1/2017), Ardian Sopa dan Dewi Arum, peneliti LSI mengatakan, merosotnya elektabilitas Anies-Sandi dikarenakan adanya penurunan dukungan dari masyarakat kalangan atas.
Menurut survei LSI pada Desember 2016, dukungan kalangan pendidikan tinggi sebesar 23,10 persen, sedangkan Januari 2017 menurun menjadi 20,32 persen. Dukungan dari kalangan berpendapatan Rp3,5 juta ke atas juga menurun dari 26,80 persen menjadi 22,91 persen.
Selain itu, menurut Ardian, pasangan Anies-Sandi juga dinilai tidak memiliki program unggulan yang dikampanyekan secara masif. “Anies-Sandi punya banyak program kerja bagus, tapi program kurang menarik perhatian publik, karena tidak dikampanyekan secara masif,” terangnya.
Menurut laporan Antara, LSI Denny JA melakukan survei pada 5-11 Januari 2017 dengan jumlah responden 880 orang, yang tersebar di seluruh DKI. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling.
Wawancara responden dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner, dengan tingkat kesalahan sekitar 3,4 persen. Survei juga dilengkapi penelitian kualitatif, FGD dan analisis media nasional.
Penulis: Themmy Aditya Nugraha
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan