tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sedang berada di Jepang dalam rangka kunjungan kerjanya hingga Jumat mendatang. Dalam salah satu kunjungannya di negeri Sakura itu, ia sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Kazuyuki Nakane pada Selasa lalu.
Pemerintah Jepang menyampaikan bahwa mereka tertarik untuk melanjutkan kerjasama proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta.
Namun, kata Sandi, mereka juga meminta agar Pemprov DKI melunasi sisa pembayaran proyek yang sudah tertunda cukup lama dilunasi oleh PT MRT Jakarta.
"Jepang meminta bantuan dari pihak Pemprov DKI untuk dapat segera membayar proyek MRT yang sudah cukup lama tertunda pembayarannya," kata Sandiaga dalam keterangan pers yang diterima Tirto, Kamis (22/2/2018).
Terkait hal tersebut, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menegaskan bahwa pembayaran yang dimaksud bukanlah utang, melainkan pengerjaan proyek yang dilakukan pemerintah Jepang.
Sementara utang, kata dia, adalah pinjaman uang yang diberikan oleh JICA (Japan Internasional Cooperation Agency). "Kalau ini kan pembayaran kontraktor, jadi terhadap pekerjaan. Jadi mereka ngerjain apa, kemudian harus di kota bayar," ujarnya.
Pinjaman dana dari JICA yang ia sebut disetujui pada 27 Agustus 2017 lalu dan digunakan untuk pembiayaan proyek PT Mass Rapid Transit (MRT) fase kedua sebesar Rp22,5 triliun.
Selain pembangunan fase kedua, dana pinjaman tambahan untuk fase pertama juga diberikan oleh sebesar Rp2,56 triliun.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto