tirto.id - Penyerang legendaris Kamerun, Samuel Eto'o resmi menyatakan pensiun sebagai pemain pada Sabtu (7/9/2019) di usia 38 tahun. Eto'o mengakhiri kariernya di Qatar SC setelah berkarier selama 22 tahun sebagai pemain sepakbola.
"Berakhir. Menuju tantangan baru. Terima kasih semuanya, banyak cinta untuk kalian," tulis Eto'o di Instagram pribadinya.
Eto'o memulai karier profesionalnya bersama Real Madrid pada musim 1997. Namun dia tidak banyak mendapat menit bermain dan lebih sering dipinjamkan. Leganes, Espanyol dan Real Mallorca adalah klub-klub yang menampung Eto'o sebagai pemain pinjaman.
Nama klub terakhir, berhasil menjadi tempat Eto'o untuk menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu penyerang paling berbahaya di dunia. Selama lima musim berseragam Los Bermellones -termasuk satu musim pinjaman dari Real Madrid- Eto'o berhasil mencetak 70 gol dari 165 penampilan. Ia menjadi top skor sepanjang masa klub.
Catatan tersebut membuat raksasa La Liga, Barcelona kepincut mendatangkannya. Pada musim panas 2004, Eto'o ditebus dari Mallorca dengan mahar mencapai 24 juta euro. Di musim perdananya, Eto'o sukses mencetak 25 gol serta 5 assist dari 37 penampilan di La Liga.
Musim kedunya, bersama Ronaldinho, Deco dan Ludovic Giuly, Barcelona berhasil meraih gelar Liga Champions pertama mereka sejak 1991-1992, La Liga dan Piala Super Spanyol. Eto'o sendiri berhasil mendapatkan gelar El Pichichi sebagai pencetak gol terbanyak La Liga Spanyol dengan torehan 26 gol.
Pada musim terakhirnya bersama Blaugrana, Eto'o menampilkan performa terbaik di bawah arahan Pep Guardiola. Selain mencetak 36 gol dan 8 assist dari 52 laga di semua ajang, Eto'o meraih 6 gelar dalam satu musim kompetisi, termasuk Liga Champions, Copa del Rey dan La Liga.
Double Treble
Konfliknya dengan Pep Guardiola memaksa Eto'o untuk hengkang ke Italia bersama Inter Milan arahan Jose Mourinho. Presiden Barcelona, Joan Laporta menukar Eto'o dengan penyerang Nerazzurri Zlatan Ibrahimovic.
Di musim pertamanya, torehan gol Eto'o memang tidak secermelang saat membela Barcelona pada musim terakhir. Pria bertinggi 180 cm hanya mencetak 16 goldan 9 assist dari 48 penampilan di semua ajang.
Namun Eto'o kembali berhasil menggondol treble winner keduanya secara beruntun dan menjadi semengga pemain sepakbola yang pernah mencatatkan rekor impresif tersebut. Inter arahan Mourinho berhasil mengalahkan Barcelona di babak semifinal Liga Champions dan menaklukkan Bayern Munchen di babak final dengan skor 2-0.
"Saya tidak yakin apakah membeli Eto'o adalah transfer terbaik saya, tetapi saya berpikir membelinya adalah salah satu hal hebat yang pernah kami lakukan. Eto'o fantastis," ucap Massimo Moratti.
"Saya tidak ingin membandingkannya dengan Zlatan Ibrahimovic, tetapi untuk semua orang kedatangan Eto'o adalah hal yang hebat. Samuel memang luar biasa," tegas mantan Presiden Inter itu usai Eto'o memastikan kemenangan Inter di Coppa Italia 2010/11 kontra Palermo.
Tiga musim di Italia, Eto'o memulai petualangan barunya bersama klub Rusia, Anzhi Makhachkala. Kala itu, Eto'o menjadi pemain dengan bayaran paling mahal, mencapai 20 juta euro per musimnya. Akan tetapi dia tidak mendapatkan satu pun gelar bersama Anzhi.
Setelahnya, Eto'o bergabung dengan Chelsea, Everton, ke Serie A bersama Sampdoria sebelum mendarat ke Turki bersama Antalyaspor dan Konyaspor. Pada musim panas 2018 lalu, dia menandatangi kontrak dengan Qatar SC.
Di level internasional bersama tim nasional Kamerun, Eto'o pun mencatatkan rekor impresif. Selain membantu Les Lions Indomptables meraih dua gelar Piala Afrika tahun 2000 dan 2002, Eto'o tercatat sebagai top skor sepanjang masa Kamerun dengan 58 golnya dari 118 caps.
Secara keseluruhan, Eto'o sukses mencetak 426 gol di level klub dan tim nasional. 18 gelar berhasil dia koleksi bersama 2 kali masuk ke daftar 11 pemain terbaik FIFPRO, 1 kali El Pichichi, sepatu emas Piala Afrika 2 kali, dan 4 kali menjadi pemain terbaik Afrika.