tirto.id - Harga saham PT Saratoga Investama Sedaya (Tbk) melonjak setelah munculnya kabar penunjukan Sandiaga Uno menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif. Kenaikan saham berkode SRTG itu terjadi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot.
IHSG memang sudah bergerak di zona merah sepanjang hari ini, merespons kabar kasus COVID-19 yang belum terkendali, terutama setelah munculnya varian virus yang baru di Inggris. Lockdown yang diterapkan beberapa negara merespons situasi ini membuat kekhawatiran soal pemulihan ekonomi masih jauh dari harapan.
Membuka perdagangan Selasa (22/12/2020), IHSG ada di posisi 6.146,65. IHSG mengakhiri perdagangan pada posisi 6.023,29, tergerus 142 poin atau 2,31 persen dibanding posisi penutupan hari sebelumnya.
Berkebalikan dengan kinerja IHSG, saham SRTG, justru menguat hingga 3,19 persen. Saham SRTG memang sudah menguat dan bergerak di zona hijau sejak bel pembukan perdagangan saham berbunyi tadi pagi. Mengutip data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia, SRTG dibuka pada posisi 3.460,00. Posisi tertinggi sepanjang hari berada di 3.600,00 dan terendah di 3.460,00.
Hingga perdagangan saham ditutup sore hari tadi pada pukul 15.30 WIB, saham SRTG masih menguat dengan posisi akhir di 3.560,00, naik 110,00 poin atau 3,19 persen dari posisi penutupan hari sebelumnya.
Positifnya laju SRTG, bertepatan dengan hari diumumkannya Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) sore ini. Nama Sandiaga muncul sejak awal pekan, menyusul kabar reshuffle kabinet yang disampaikan presiden.
Sandiaga memang diketahui sebagai salah satu pendiri perusahaan investasi tersebut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Sandiaga menguasai sekitar 21 persen saham SRTG.
Pengamat pasar modal Teguh Hidayat mengatakan, penguatan SRTG ini bisa jadi dipicu sentimen dari penunjukan Sandiaga sebagai menteri di kabinet Jokowi.
"Bisa jadi ada efeknya juga karena kan IHSG-nya juga hari ini kan turun. Turunnya juga lumayan sekitar 2 persen. Jadi kalau dia misal saham dia ada yang naik sendiri dan naiknya lumayan 3 persen ya biasanya ada sesuatu. Nah itu terkait saham Saratoga ya mungkin hubungannya mungkin sama penunjukan Sandiaga itu," kata dia kepada Tirto, Selasa (22/12/2020).
Namun, mengingat penguatan ini dipicu oleh sentimen semata, Ia mengingatkan agar para investor tida terburu-buru menempatkan dananya di saham tersebut.
"Belum tentu besok naik lagi, karena Saratoga ini kan sahamnya enggak likuid. Artinya kalau ada yang masuk enggak bisa banyak masuknya. Misalnya ada investor beli, gitu. Beli berapa ratus juta atau Rp1-2 miliar gampang. Naiknya ya beda ceritanya dengan saham-saham yang memang lebih likuid atau blue chip," tutur dia.
Ia kembali mengingatkan agar investor lebih melihat kinerja perusahaan untuk berinvestasi ketimbang ikut arus karena termakan isu atau sentimen publik.
"Jangka pendek mungkin akan naik tapi kan kalau jangka panjang itu akan kembali lagi ke kinerja perusahaan," imbuh dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti