Menuju konten utama

Saat 5 Pemain Maroko Kelahiran Belanda Berlaga di Piala Dunia 2018

Lima pemain kelahiran Belanda saat ini membela Timnas Maroko. Di negeri Kincir Angin hal ini memunculkan isu nasionalisme.

Saat 5 Pemain Maroko Kelahiran Belanda Berlaga di Piala Dunia 2018
Selebrasi Timnas Maroko setelah mencetak gol saat melawan Mauritania. AP/Abdeljalil Bounhar

tirto.id - Timnas Maroko bakal melakoni laga pertama Piala Dunia 2018 Grup B di St Petersburg Rusia melawan Iran, pada Jumat (15/6/2018) pukul 22:00 WIB. Pada laga ini, lima pemain Timnas Maroko kelahiran Belanda diprediksi bakal tampil.

Belanda yang tak lolos Piala Dunia 2018 hanya bakal menjadi penonton saat lima pemain Maroko kelahiran negeri itu berlaga di Rusia. Kelima pemain itu adalah Kuintet Mbark Boussoufa, Karim El Ahmadi, Hakim Ziyech, dua bersaudara Nordin Amrabat dan Sofyan Amrabat.

Mbark Boussoufa pemain kelahiran Amsterdam 32 tahun lalu itu bakal menjadi gelandang serang Timnas Maroko. Karim El Ahmadi, kelahiran Enschede 33 tahun silam adalah gelandang bertahan di Timnas Maroko. Hakim Ziyech yang baru berusia 25 tahun adalah kelahiran Dronten. Nordin kelahiran Naarden dan Sofyan kelahiran Huizen.

Reuters sebagaimana dikutip Antara melaporkan, pemain-pemain diaspora di Timnas beberapa negara Eropa, termasuk Maroko, memunculkan isu nasionalisme. Ppemain-pemain kelahiran Belanda yang terpilih untuk bermain bagi negara-negara lain itu dituding sebagai "suatu bentuk pengkhianatan."

Sebagai contoh Hakim Ziyech. Ia sempat dipanggil masuk Timnas Belanda, tiga tahun lalu oleh pelatih Guus Hiddink. Belakangan Ziyech mengundurkan diri dari Timnas Belanda karena alasan cedera dan tidak pernah mendapatkan panggilan lainnya. Ziyech malah memilih untuk membela Timnas Maroko.

"Ini berjalan sebagaimana mestinya, dan saya sama sekali tidak menyesal," kata Ziyech. "Bersama Maroko saya merasa dihargai. Tidak ada pencarian konstan untuk kritik sebagaimana di Belanda."

Sementara Karim El Ahmadi kepada media mengatakan bahwa dirinya jauh lebih "terpanggil" membela Maroko ketimbang Belanda.

"Saya tumbuh di Belanda namun saya harus berkata jujur bahwa ketika saya mendengar lagu kebangsaan Maroko, saya merasakan hubungan dengan negara itu," kata Ahmadi pada konferensi pers terkini.

Ahmadi berharap, perdebatan mengenai kewarganegaraan ganda dan loyalitas mereka kepada negara perlu dikesampingkan. Sebaliknya ia berharap Belanda mendukung Timnas Maroko.

"Seperti saya, untuk tahun-tahun ini, telah mendukung tim nasional Belanda di Piala Dunia ketika Maroko tidak berpartisipasi. Menurut saya jika kami saling bertemu, kami semua dapat merasa bangga," ujar Ahmadi.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Olahraga
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH