tirto.id - Tahun lalu, Ruud Gullit, bertindak selaku asisten pelatih, pernah membujuk Sofyan Amrabat untuk bergabung dengan timnas Belanda. Sofyan, gelandang andalan Feyenoord yang lahir di sebuah desa bernama Huizen, tak jauh dari Amsterdam, menggeleng – kendati pernah membela timnas yunior Negeri Tulip.
Bersama kakaknya, Nordin Amrabat, pemain sayap Watford yang dipinjamkan ke Leganes, Sofyan memilih tanah kelahiran orang tua dan nenek moyangnya: Maroko. Tapi, bukan cuma Amrabat bersaudara yang menolak membela negara tempat tangis mereka pecah pertama kali, tumbuh menjadi remaja, dan belajar menendang bola.
Dari 23 pemain timnas Maroko, 17 di antaranya lahir di luar wilayah kekuasaan Raja Mohammed VI itu. Medhi Benatia, sang kapten yang merumput bersama Juventus, lahir di Prancis. Achraf Hakimi, belum lahir saat bendera Maroko berkibar terakhir kali di Piala Dunia dua puluh tahun silam, lahir di Spanyol dan menuntut ilmu di akademi sepakbola Real Madrid.
Para pemain diaspora itu menjadi tulang punggung timnas Maroko di kancah sepakbola. Di babak kualifikasi, saat melumat Mali 6-0 di Stadion Pangeran Moulay Abdellah di Rabat, keenam pencetak gol lahir di luar Maroko, termasuk pengatur permainan dan pencetak gol terbanyak Hakim Ziyech yang sukses mengantar Ajax ke final Liga Eropa tahun silam.
Dengan jumlah 17 itu, timnas Maroko menjadi timnas sepakbola dengan daftar pemain hasil diaspora paling banyak. Sangat berbeda dengan Piala Dunia 1998, saat hanya ada dua pemain yang lahir di luar negeri dalam daftar pemain timnas negara itu.
Herve Renard, pelatih timnas Maroko asal Prancis, mengaku cukup kerepotan dalam sesi latihan. Pasalnya, para pemainnya bicara dengan bahasa ibu berbeda-beda: Prancis, Spanyol, Flam, Belanda, dan Jerman serta Arab dan Tamazight – salah satu ragam bahasa suku Berber di Maroko.
Pelatih yang sukses bersama Zambia dan Pantai Gading ini kerap berganti-ganti menggunakan bahasa Inggris dan Prancis saat latihan. Saat melihat ada pemain berbahasa Arab kebingungan, asistennya, Mustapha Hadji – mantan pemain bintang Maroko di edisi 1998 – tergopoh-gopoh membantunya.
Renard sendiri pernah diwanti-wanti teman dan kolega agar tidak menerima pekerjaan di Maroko karena akan sulit membangun tim yang penuh corak seperti itu. Tapi ia bersikeras, dan keyakinannya terbukti: Singa Pegunungan Atlas tak terkalahkan dalam babak kualifikasi, dan sukses menjegal Pantai Gading yang lebih difavoritkan.
Sang pelatih berusaha menjaga semangat tim dengan meracik penempatan posisi pemain yang cukup mengejutkan. Formasi awal pilihan Renard adalah 4-2-3-1, yang akan berubah menjadi 4-4-2 saat bertahan dan menjadi 4-3-3 saat menyerang.
Mbark Boussoufa diperintahkan sedikit lebih mundur dan membentuk segitiga penyeimbang di depan bersama Youne Belhanda dan Karim El Ahmadi agar dapat mengontrol bola dengan lebih baik.
Romain Saiss, yang biasanya bertugas sebagai gelandang tukang angkut air, ditarik menjadi bek tengah untuk memperkuat pertahanan saat duel bola-bola udara. Achraf Hakimi ditransformasi menjadi bek kiri – Achraf belum pernah bermain di posisi itu sebelumnya.
Hakim Ziyech kerap memulai permainan di sayap kiri, tetapi perlahan-lahan bergeser ke tengah dan bahkan bertukar posisi dengan penyerang Nordin Amrabat. Di pucuk lini serang, ada Khalid Boutaib yang menjulang dan dapat diandalkan sebagai penyelesai akhir.
Jika mampu menjaga semangat tim dan performa seperti di babak kualifikasi, mereka akan mampu menundukkan Iran pada 15 Juni 2018. Sehingga, Maroko bisa punya bekal cukup untuk menghadapi dua raksasa Semenanjung Iberia, yaitu Portugal (20 Juni 2018) dan Spanyol (25 Juni 2018), dan lolos dari Grup B.
Berikut daftar pemain timnas Maroko di Piala Dunia Rusia 2018.
Kiper: Mounir El Kajoui (Numancia), Yassine Bounou (Girona), Ahmad Reda Tagnaouti (Ittihad Tanger)
Pertahanan: Mehdi Benatia (Juventus), Romain Saiss (Wolves), Manuel Da Costa (Basaksehir), Badr Benoun (Raja Casablanca), Nabil Dirar (Fenerbahce), Achraf Hakimi (Real Madrid), Hamza Mendyl (LOSC)
Gelandang: M’barek Boussoufa (Al Jazira), Karim El Ahmadi (Feyenoord), Youssef Ait Bennasser (Caen), Sofyan Amrabat (Feyenoord), Younes Belhanda (Galatasaray), Faycal Fajr (Getafe), Amine Harit (Schalke 04)
Penyerang: Khalid Boutaib (Malatyaspor), Aziz Bouhaddouz (Saint Pauli), Ayoub El Kaabi (Renaissance Berkane), Nordin Amrabat (Leganes), Mehdi Carcela (Standard de Liege), Hakim Ziyech (Ajax).
Pelatih: Herve Renard
Editor: An Ismanto