tirto.id - Rusia mengancam akan meluncurkan rudal dan serangan udara dalam skala besar ke Aleppo, di saat dunia sedang menyimak hasil pemilihan presiden AS.
Kantor berita Interfax mengutip dari sumber Kementerian Pertahanan Rusia yang mengatakan bahwa Moskow sedang mempersiapkan serangan udara dalam beberapa jam ke depan.
Sebagaimana dilaporkan The Guardian, serangan disasarkan pada sisi pinggir kota di mana kelompok pemberontak telah berupaya memecahkan pengepungan rezim Assad.
Dalam serangan tersebut, Rusia akan melibatkan rudal dan pesawat tempur.
“Sementara dalam kasus-kasus sebelumnya, ketika serangan rudal yang diluncurkan dari Laut Kaspia, ada puluhan target yang hancur. Namun, kini dalam dua sampai tiga hari, ratusan target teroris akan dihancurkan dari jarak jauh,” lapor sebuah sumber militer pada situs berita Rusia, Gazeta.
Selama beberapa hari terakhir, angkatan laut Rusia telah mengumpulkan armada yang cukup besar di timur Mediterania, yang terdiri dari kapal induk Admiral Kuznetsov. Kapal induk satu-satunya itu melalui Selat Inggris, di bawah pengawasan ketat dari Angkatan Darat Inggris, untuk bergabung dengan kapal perang terbesar Rusia Peter the Great dan sebuah kapal rudal Admiral Grigorovich. Dilaporkan pula tiga kapal selam dan 20 kapal lain yang semuanya diposisikan antara Siprus dan Pantai Suriah.
Serangan ini akan melibatkan penggunaan rudal Kalibr dari Grigorovich dan pesawat tempur Rusia yang akan lepas landas dari pangkalan udara Hmeimim dekat Latakia.
Seperti yang dijelaskan oleh seorang anggota militer kepada media Rusia, serangan Aleppo akan menunjukkan kemampuan dan kekuatan militernya di hari pemilihan AS. Selain itu, pengamat Putin pun telah secara konsisten mengatakan presiden Rusia itu akan mengembalikan status Rusia sebagai kekuatan global.
Sebelumnya, pada Senin (7/11/2016) Rusia mengatakan angkatan udaranya akan mempertahankan moratorium serangan udara, kecuali jika diserang oleh pemberontak. Akan tetapi, pada hari berikutnya, Kremlin dikabarkan tampak tengah mengatur serangan yang menargetkan wilayah pemberontak, di mana pasukan Bashar al-Assad telah mengepung pejuang oposisi.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh