Menuju konten utama

Robert De Niro Bicara Soal Sinema & Kritik Film di Mola Living Live

Robert De Niro merupakan salah satu aktor legendaris yang sukses menyabet 2 kali Piala Oscar, lewat film The Godfather II (1973) dan Raging Bull (1980).

Robert De Niro Bicara Soal Sinema & Kritik Film di Mola Living Live
Mola TV Living Live Robert De Niro. foto/Dok. Mola tv

tirto.id - Aktor legendaris Hollywood peraih Oscar, Robert De Niro, berbagi pengalaman saat menjadi bintang tamu dalam acara Mola Living Live. Salah satu program eksklusif Mola TV tersebut, episode kali ini dipandu oleh mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, bersama aktor nasional Reza Rahadian.

Mola Living Live bersama Robert De Niro tayang langsung pada Rabu (16/12/2020) malam, dan masih bisa ditonton kembali rekaman ulangnya.

Dalam perbincangan lewat video conference yang berjalan sekira 58 menit, Robert De Niro, yang kini telah menginjak usia 77 tahun itu membeberkan kisah dan pengalamannya tentang seluk beluk dunia film dan akting.

Bekerja Sama dengan Martin Scorsese

Robert De Niro membuka kisah dengan menceritakan hubungan baiknya dengan salah satu sutradara papan atas Amerika Serikat keturunan Italia, Martin Scorsese. Sampai saat ini setidaknya sudah terdapat 10 feature film atau film panjang yang ia bintangi di bawah arahan Martin Scorsese.

Film bertema gangster kriminal berjudul Mean Street (1973) merupakan karya perdana buah kerja sama Robert De Niro dan Martin Scorsese. Sementara karya terbaru yang melibatkan mereka berdua adalah Killers of the Flower Moon yang saat ini dalam tahap penyelesaian, usai sempat tertunda akibat pandemi COVID-19.

Robert De Niro mengaku senang dan merasa beruntung bisa berulang kali menjalin kerja sama dengan Martin Scorsese, seorang sutradara yang ia anggap punya pikiran terbuka kepada semua orang.

“Saya senang kami punya banyak kesempatan untuk bekerjasama. Dan saya harap lebih banyak lagi, bahkan setelah film Killers of the Flower Moon,” jelas Robert De Niro.

“Martin adalah orang yang terbuka kepada semua orang, tidak hanya kepada para aktor tapi juga semua kru film dari divisi apapun,” imbuhnya.

Di bawah arahan Martin Scorsese, Robert De Niro sukses merengkuh Piala Oscar dalam Academy Award 1980 kategori Aktor Terbaik, lewat film Raging Bull (1980).

Itu adalah Oscar ke-2 bagi Robert, usai pertama kali meraihnya saat Academy Award 1974 lewat kategori Aktor Pembantu Terbaik, dalam film The Godfather II (1973) besutan sutradara Francis Ford Coppola.

Robert De Niro juga tercatat masuk dalam nominasi Oscar lewat beberapa film arahan Martin Scorsese yang lain, seperti: Taxi Driver (1976), Cape Fear (1991), dan The Irishman (2019). Sementara film: The King of Comedy (1982), Goodfellas (1990), dan Casino (1995), menyabet sederet pengakuan di ajang prestisius lain.

De Niro dan Kritik Film

Robert De Niro adalah aktor yang komplit. Ia punya segudang pengalaman membintangi film dengan berbagai genre. Dari film bertema drama, aksi, kriminal, biografi, thriller, bahkan komedi, semua pernah ia cicipi.

Aktor gaek kelahiran Manhattan, New York, Agustus 1943 itu juga punya masukan tersendiri bagi para aktor muda yang hendak terjun ke dunia profesional. Robert De Niro berpendapat bahwa tuntutan saat menjalani pendidikan akting dan kala terjun di dunia film profesional terkadang tak selalu sama.

Oleh karenanya aktor dituntut pintar mengambil pelajaran dari mana pun. Selalu berusaha melakukan yang terbaik, serta berpegang teguh dan yakin dengan nalurinya.

“Ketika masih di sekolah akting, dan saat bekerja secara profesional, terkadang permintaannya tidak selalu sama. Jalan terbaik adalah lakukan yang terbaik, dan ikuti nalurimu,” ungkap sosok yang pertama kali mendapat peran penting dalam feature film berjudul Greeting yang rilis tahun 1968 tersebut.

Meski berstatus aktor besar, Robert De Niro ternyata mengaku cukup terbuka dengan kritik film. Ia menganggap kritik sebagai cara pandang dari sisi lain, yang dapat membantunya untuk melihat kenyataan secara lebih baik.

“Kritik itu bagus, karena terkadang kritikus itu adalah orang yang memperlihatkan kepadamu tentang kenyataan. Saat kamu bekerja dengan orang-orang yang selalu berkata positif dan tak mau menunjukkan hal yang buruk, maka kenyataan bisa didapat dari kritik,” ujar Robert De Niro.

Namun ia juga menekankan bahwa kritik yang ia maksud adalah pendapat yang disampaikan secara konstruktif. Meski kritik tersebut berbentuk opini subyektif, baginya tetap layak untuk diperhatikan.

“Tapi kritik harus disampaikan dengan cara konstruktif, itu akan sangat membantu. Secara umum bagi saya kritik itu sangat penting, untuk mendengar dari sisi lain. Bahkan mungkin jika hal tersebut opini subyektif, bagi saya tetap penting,” imbuhnya.

Banyak kisah dan pengalaman lain yang tergali dalam sesi perbincangan bersama Robert De Niro.

Di antaranya seperti: hal yang patut dipahami aktor saat bekerja di bawah sutradara, tentang pengalamannya memerankan tokoh fiksi maupun non-fiksi, juga pendapatnya soal menonton film lewat platform streaming digital yang kian marak saat masa pandemi.

Robert De Niro juga sempat bercerita soal persiapan serta pengalamannya saat proses syuting film The Godfather II. Terutama usahanya untuk memerankan tokoh fiksi Vito Corleone, seorang imigran asal Sisilia (Italia) yang membangun kerajaan mafia di Amerika Serikat.

Wawancara lengkap Robert De Niro bersama Dino Patti Djalal dan Reza Rahadian dalam program Mola Living Live, dapat disaksikan secara utuh di Mola TV.

Baca juga artikel terkait MOLA LIVING LIVE atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Film
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Yulaika Ramadhani