tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengusulkan perlunya penerbitan obligasi khusus untuk pembiayaan infrastruktur guna membangun sarana dan prasarana di berbagai daerah.
Ia mengemukakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam acara Jambore Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Bandung, Jawa Barat.
"Indonesia perlu menerbitkan bond [obligasi] sekitar 100 miliar dolar AS untuk pembiayaan infrastruktur," kata Rizal Ramli dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2016).
Penerbitan obligasi, menurut Rizal, dapat dilakukan setelah melalui revaluasi seluruh aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun sayangnya, tak semua menteri di Kabinet Kerja mendukung gagasan itu, bahkan tak semua BUMN melakukan revaluasi aset.
"Hanya beberapa BUMN menangkap ide ini melakukan revaluasi aset. Asetnya naik Rp800 triliun. Tapi kalau seluruh BUMN melakukan ini, asetnya akan naik Rp2.500 triliun. Sehingga kita menerbitkan financing 100 miliar dolar AS, mempercepat pertumbuhan ekonomi," ujar Rizal.
Ia menambahkan bahwa bila gagasan ini dijalankan akan membangkitkan kepercayaan investor yang ia percaya kemudian akan berebutan masuk ke Indonesia. Dana hasil pembelian obligasi tersebut, lanjutnya, dapat dialokasikan untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia dan sisanya untuk menggerakkan sektor riil.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan para investor global mulai meminati instrumen obligasi syariah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri keuangan syariah.
"Peningkatan atas permintaan produk sukuk didukung oleh ekspansi instrumen di berbagai sektor keuangan syariah seperti perbankan, pembiayaan dan takaful," kata Bambang saat menyampaikan pidato pembukaan seminar "Sukuk untuk Pembiayaan Infrastruktur dan Strategi Keuangan Inklusi" di Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Penulis: Yantina Debora
Editor: Antara