tirto.id - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menyarankan agar Indonesia lebih fokus untuk membina kemitraan dagang dan ekonomi dengan Uni Eropa dibandingkan dengan kawasan lainnya. Indonesia dan Uni Eropa sendiri telah memiliki mekanisme kerjasama lewat Common Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Lebih tepat supaya kita fokus dalam kesepakatan dagang dengan Uni Eropa dengan apa yang disebut sebagai Common Economic Partnership Agreemet," kata Rizal Ramli saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, (8/4/2016).
Ia menyarankan agar pemerintah memfokuskan kerjasama dengan Uni Eropa, setelah itu baru melihat prospek dengan pihak-pihak lainnya. Rizal Ramli mengatakan bahwa Eropa lebih antusias menjalin kerja sama dengan Indonesia dan negara lain di ASEAN.
Ia mencontohkan kerja sama Eropa dengan Filipina. Ekspor Filipina ke Eropa berupa makanan tarifnya nol persen berdasar kesepakatan itu.
"Sementara untuk Indonesian, ekspor sea food dan nanas masih kena tarif 20 persen, jadi kalau ada kesepakatan akan menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya.
Mantan menteri era Presiden Gus Dur ini menyebutkan bahwa ada tim negosiasi dari Kemendag (Kementerian Perdagangan) dan Deputi Kemenko Kemaritiman yang nanti akan membahas hal itu.
Rizal optimistis bahwa Indonesia bisa mempercepat proses kesepakatan dagang dengan Uni Eropa dan diperkirakan dapat selesai pada akhir 2016.
"Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa selesai, kami koordinasi dengan Kemendag, kami diwakili salah satu deputi kami menjadi co chairman dalam negosiasi dengan Eropa," kata Rizal Ramli.
Rizal Ramli mmengingatkan bahwa keterbukaan dunia saat ini menyebabkan kita harus siap dengan kompetisi yang akan terjadi.
"Cuma dalam kaitannya dengan Trans Pacific Partnership atau TPP tentu kita harus pelajari apa-apa yang kita lemah dan harus diperbaiki," katanya.
Ia menyebutkan bahwa di AS saat ini juga sedang bersiap menghadapi pemilihan presiden dan kemungkinan besar pembahasan TPP tidak akan selesai selama pemerintahan Barack Obama.
"Bahkan kalau Donald Trumph terpilih sebagai Presiden, bisa-bisa TPP dicoret," pungkas Rizal Ramli. (ANT)