tirto.id - Walikota Surabaya Tri Rismaharini kembali menegaskan penolakannya maju sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur Jawa Timur di Pilkada 2018. Risma beralasan tugasnya membangun dan membahagiakan masyarakat Surabaya belum selesai.
“Saya bisa bangun kota ini jadi bagus, tapi masyarakatnya menangis dan menderita," kata Risma di hadapan puluhan pimimpin redaksi media cetak dan elektronik di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Rabu (14/9) seperti diberitakan Antara.
Bagi Risma menjadi pemimpin bukan soal mendapat dukungan tapi menjalankan amanah. Menurutnya, hal itu tidak pernah mudah. “Menjadi pemimpin itu berat tanggung jawabnya, meskipun menurut orang lain mampu untuk mengemban tugas itu,” ujarnya.
Risma mengaku telah menyampaikan sikapnya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu. Ia percaya Megawati memahami sikap dan pandangan politiknya. Sebab, kata Risma, sebelumnya ia juga pernah menolak tawaran menjadi menteri dalam kabinet Presiden Joko Widodo dan calon gubernur DKI Jakarta 2017 kepada Megawati. “Bu Mega sudah setuju bukan saya (maju di Pilkada Jawa Timur),” kata Risma.
Selama ini, lanjut Risma, komunikasinya dengan Megawati berjalan baik. Risma tak segan melaporkan berbagai persoalan yang ada di Surabaya kepada Megawati, seperti kemiskinan dan anak putus sekolah. Sehingga Megawati mengerti mengapa ia menolak maju di Pilkada Jawa Timur. “Ibu tahu dan memahami karena saya berangkat dari sumpah,” ujarnya.
Keberhasilan pemimpin hanya bisa dinilai oleh masyarakat. Risma menolak apa yang sudah dicapainya di Surabaya menjadi alasan menagih jabatan yang lebih tinggi. “Sombong banget jika seperti itu. Dikasih cobaan tsunami bisa habis kalau gitu,” katanya.
Nama lain yang juga dikabarkan bakal maju menjadi calon gubernur Jawa Timur ialah Khofifah Indar Parawansa. Berbeda dengan Risma, Khofifah yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Sosial justru aktif menggalang dukungan politik partai.
“Saya ingin sampaikan kalau dari partai yang memberikan dukungan ke saya sudah cukup,” kata Khofifah di Surabaya, kemarin.
Dukungan partai politik menjadi modal penting Khofifah maju di Pilkada Jawa Timur. Sebab Khofifah merupakan menteri nonpartai di kabinet Jokowi. “Jikalau pada saatnya saya mengambil keputusan untuk maju, sudah tinggal memberangkatkan,” ujar Khofifah.
Khofifah belum bisa memastikan kapan deklarasi pencalonannya sebagai calon gubernur Jawa Timur akan dilakukan. Ia mengaku masih harus berkonsolidasi sebelum melapor ke Presiden Jokowi terkait rencananya maju di Pilkada Jawa Timur. “Beri kesempatan saya untuk konsolidasikan semuanya, sebab saya masih menunggu saat yang tepat untuk melapor dulu ke presiden,” kata Khofifah.
Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya nama calon wakil gubernur Jawa Timur pendamping Syaifullah Yusuf kepada DPP PDIP. “Kalau cawagub kami pasrahkan ke PDIP. Silakan siapa saja yang dicalonkan, kami menghormatinya,” ujar Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.
Cak Imin, sapaan akrabnya, mengaku sudah cocok dengan PDIP dan berkoalisi pada Pilkada yang digelar 27 Juni 2018 itu dengan mengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai calon Gubernur Jatim. “Tinggal pendampingnya asal PDIP. Kami sudah sering berkomunikasi dan menyatakan berkoalisi untuk Pilkada Jatim, termasuk akan menggandeng partai-partai politik lain untuk mengusung pasangan yang sama," ucapnya.
Di PDIP selain Risma, nama lain yang juga dikabarkan cukup berpotensi maju di Pilkada Jawa Timur ialah Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Ngawi Budi Sulistyono serta Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi. Namun, Cak Imin enggan berspekulasi siapa yang akan diusung PDIP.
Baca artikel tentang Pilkada Jawa Timur:Khofifah Tunggu Restu Jokowi untuk Maju Pilgub Jatim 2018
PKB Pastikan PDIP Dukung Gus Ipul di Pilgub Jatim 2018
PKB Anggap Khofifah Tak Punya Kekuatan di Pilgub Jatim 2018
Menilik Kans Khofifah di Pilgub Jawa Timur 2018
Golkar Tak Akan Calonkan Kader sebagai Cagub Jawa Timur 2018
Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini menegaskan dukungan partainya kepada Gus Ipul sudah final. Pemberian surat rekomendasi dilakukan setelah muncul nama pasangan. “Jadi, surat yang diberikan nantinya berupa pasangan, bukan sendiri-sendiri. Tunggu saja sebentar lagi, dan harapannya akhir September sudah disampaikan ke publik. Pokoknya, apapun makanannya, tapi minumannya ya itu. Sama seperti siapapun cawagubnya, yang penting Gus Ipul cagubnya," ujarnya.
Seperti diketahui, DPP PKB telah memerintahkan DPW PKB Jatim untuk menyatakan komitmennya memenangkan Gus Ipul sebagai pengganti Gubernur Soekarwo pada periode lima tahun ke depan.
Pelaksanaan Pilkada Jatim akan berlangsung pada tahun 2018 dan beberapa partai politik sejak Juni 2017 sudah membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin maju menjadi bakal calon gubernur di wilayah itu. Beberapa nama yang sudah mulai muncul ke publik dan siap berkompetisi pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang berlangsung lima tahun sekali tersebut, antara lain Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Penulis: Jay Akbar
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti