Menuju konten utama

Risma Bangun Jembatan Penghubung Koto Salak-Sungai Rumbai Sumbar

Jembatan tersebut dibangun berdasarkan permintaan warga dari kedua wilayah untuk menyeberangi Sungai Batang Siat demi memangkas jarak tempuh.

Risma Bangun Jembatan Penghubung Koto Salak-Sungai Rumbai Sumbar
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini membangun jembatan gantung sepanjang 90 meter untuk menghubungkan kecamatan Koto Salak dengan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Bangunan tersebut memakan biaya hingga Rp300 juta. tirto.id/Riyan Setiawan

tirto.id - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini membangun jembatan gantung sepanjang 90 meter untuk menghubungkan kecamatan Koto Salak dengan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Bangunan tersebut memakan biaya hingga Rp300 juta.

Jembatan berwarna merah tersebut dibangun berdasarkan permintaan warga dari kedua wilayah untuk menyeberangi Sungai Batang Siat. Tujuannya, agar jarak tempuh antar kedua kecamatan lebih efisien.

Biasanya jarak tempuh dari Kecamatan Koto Salak ke Kecamatan Sungai Rimbar dilakukan dengan jarak tempuh 10 kilometer atau 1,5 jam. Sekarang dengan adanya jembatan, dapat ditempuh dengan waktu 15 menit saja.

"Ini permintaan warga untuk menghubungkan akses di sini [Kecamatan Koto Salak] untuk mereka ke pasar, ke sekolah [Kecamatan Sungai Rumbai] bisa lebih mudah, daripada muter 10 kilometer," kata Risma di lokasi, Minggu (28/5/2023).

Risma mengatakan jembatan tersebut dibangun oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana), sebuah kelompok masyarakat di bawah binaan Kementerian Sosial (Kemensos). Hal tersebut juga dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Tagana ke-19 yang jatuh pada Minggu (28/5).

Saat ini, Tagana telah membangun sebanyak 173 jembatan di seluruh Indonesia. Pembangunan tersebut merupakan program "1.000 Jembatan Gantung" di seluruh Indonesia.

"Jadi ini biasanya untuk mitigasi bencana. Kadang daerah itu rawan bencana. Kalau ada tsunami masuk buat lari. Nah kita hitung ketinggian jembatan ini di atas air kalau tertinggi tsunami," ucapnya.

Kendati demikian, ia menuturkan jembatan tersebut hanya dapat dilalui maksimal tiga orang saja dan untuk kendaraan maksimal hanya satu motor. Sementara itu daya tahan jembatan mampu bertahan selama 15 tahun.

"Nanti kita bisa, kan kita ada Tagana juga di kabupaten ini. Jadi kalau ada sesuatu, mereka udah ngerti gimana tanganinya," tuturnya.

Baca juga artikel terkait PEMBANGUNAN JEMBATAN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri