Menuju konten utama

Ridwan Kamil: Desain Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Kurang Tepat

Ridwan Kamil menilai desain ibu kota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara kurang tepat.

Ridwan Kamil: Desain Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Kurang Tepat
Pemandangan Monumen Nasional (Monas) yang berada di jantung kota Jakarta, Senin (26/8/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.

tirto.id - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Kang Emil menilai desain ibu kota baru Indonesia di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur kurang tepat. Meski begitu, ia menyatakan dukungan terhadap pemindahan ibu kota ini.

"Kalau sudah jadi pertimbangan pemerintah pusat yang namanya DPR saya kira kita dukung. Cuma sebagai arsitek saya melihat desain dan asumsi ibu kota baru banyak hal-hal kurang tepat," kata Kang Emil di Bandung, Senin (27/8/2019), seperti dikutip Antara News.

Kang Emil yang juga berprofesi sebagai arsitek ini menilai lahan ibu kota baru Indonesia terlalu luas, padahal menurutnya lahan ibu kota sebaiknya tidak terlalu luas agar tidak boros infrastruktur.

"Asumsinya lahannya terlalu luas, 200 ribu hektare untuk 1,5 juta penduduk, menurut saya boros lahannya. Contohnya Brazil, itu Brasilia sampai sekarang tanahnya terlalu luas, manusia tidak betah, dan lain-lain. Myanmar juga sama sepi," kata dia.

Salah satu contoh pemindahan ibu kota yang benar dan tepat, menurut Kang Emil adalah yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke Washington DC.

"Yang betul itu Washinton DC. Itu ibu kota 700 ribu orang hanya 17 ribu hektare. Jadi kalau 1,5 juta orang tanahnya hanya cukup 35 ribu orang. Akan dihuni 1 juta hektare tapi lahannya 200 hektare. Itu kebayang borosnya aspal, kabel, infrastruktur hanya untuk mengakomodir penduduk itu," kata dia.

Setelah melalui berbagai macam riset dan pertimbangan, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan lokasi calon ibu kota baru Indonesia pada Senin (26/8/2019). Lokasi tersebut jatuh di dua kabupaten di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Menurut Jokowi, pemilihan kedua kabupaten ini berdasarkan riset yang dilakukan selama tiga tahun. Alasan memilih kedua kabupaten ini karena lokasinya yang relatif lebih kecil terkena risiko bencana baik dari banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi maupun tanah longsor. Selain itu, kedua kabupaten tersebut juga berlokasi strategis dengan jarak rata-rata ke seluruh Provinsi di Indonesia cukup pendek, yakni 893 kilometer.

Kedua kabupaten ini juga ada di dekat perkotaan yang sudah berkembang di Kalimantan, yakni Balikpapan dan Samarinda. Kabupaten Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara juga memiliki infrastruktur yang relatif lengkap dan tersedia lahan yang sudah dikuasai pemerintah seluas 180 hektar.

Mengiringi keputusan ini, UU Ibu Kota baru akan segera dirancang dan dilanjutkan pada proses konstruksi pada akhir tahun 2020. Rencananya, tahun 2024 pemindahan ibu kota dari Jakarta ke kedua kabupaten tersebut akan dilaksanakan secara bertahap.

Baca juga artikel terkait PEMINDAHAN IBU KOTA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Maya Saputri