tirto.id - Ribuan peziarah Katolik dari berbagai daerah di Tanah Air, sejak Jumat pagi, memenuhi pesisir Pantai Kota Rewido Larantuka untuk mengikuti prosesi laskar laut Patung Yesus yang disalibkan sebagai bagian dari tradisi Jumat Agung.
Menurut laporan Antara, sebelum mengelar prosesi laskar laut, umat Katolik menggelar jalan Salib bersama di armida jalan Salib di depan gereja Tuan Meninu. Tepat pukul 12.00 WITA, umat Katolik mulai diberangkatkan dari Pantai Palo menuju Pantai Kuce dengan puluhan kapal dan sampan yang mengiringi perjalanan patung Yesus yang disalibkan.
Upacara tersebut merupakan bagian dari perayaan "Semana Santa" (pekan suci) yang puncaknya pada hari penyaliban dan kematian Yesus Kristus pada Jumat Agung ini.
Dalam tradisi Gereja Katolik Larantuka, prosesi Jumat Agung ini dengan mengarak Patung Yesus yang disalibkan dan juga Tuan Ma Bunda Maria sebagai pelindung Kota Larantuka dan arca Tuan Meninu keliling ibu kota Kabupaten Flores yang terletak di kaki Gunung (Ile) Mandiri itu.
Saat ini, ribuan peziarah Katolik sudah memadati Katedral Reinha Rosari yang terletak di jantung kota Larantuka untuk mengikuti prosesi sakral lainnya hingga Sabtu (15/4/2017) dini hari.
Pada Jumat siang setelah patung Salib Yesus tiba di Pantai Kuce, depan Istana Raja Larantuka, dilaksanakan berbagai prosesi di antaranya mengantar salib dari kapela ke armida sebelum digelar prosesi Jumat Agung pada malam harinya.
"Jadi sebelum laskar laut diarak dengan perahu melalui selat sempit antara Flores Timur daratan dengan Pulau Adonara, umat Katolik setempat dan para peziarah mengikuti upacara jalan salib di Katedral dan Kapela Tuan Meninu di Kota Rewindo," kata Budayawan Flores Timur Bernard Tukan.
Di sinilah pusat perhatian umat dan ribuan peziarah dalam hening untuk mengikuti prosesi. Patung Yesus yang disalibkan dimandikan dan kemudian dikeluarkan dari Kapelanya. Patung Yesus yang disalibkan kemudian diarak menggunakan berok (sampan) melalui jalur laut menuju Armida (tempat perhentian) Patung Yesus disalinkan, satu dari delapan armida dalam prosesi Jumat Agung di Pohon Sirih.
Iring-iringan perahu dan kapal motor mengikuti sampan yang memuat arca Tuan Meninu menyelusuri pantai menuju Pantai Kuce di depan Istana Raja Larantuka di Kelurahan Pohon Sirih. Sepanjang perjalanan laut, umat dan para peziarah Katolik tetap hening dalam Doa Bapa Kami dan Salam Maria, sampai ke pantai tujuan di Kelurahan Pohon Sirih.
Di sepanjang pesisir pantai puluhan orang muda Katolik membersihkan sampah-sampah yang menjadi jalur jalannya patung Yesus yang disalibkan.
Data yang diperoleh dari Panitia Prosesi Semana Santa jumlah peserta prosesi yang akan mengikuti rangkaian prosesi Sesta Vera itu berjumlah 5.500 peziarah.
Ribuan Umat Katolik Ikuti Jalan Salib Menjelang Paskah
Sementara itu, ribuan umat Katolik di Keusukupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur merefleksikan peristiwa kematian Yesus dalam doa yang disebut Jalan Salib yang digelar setiap Jumat Agung menjelang Hari Raya Paskah.
"Hari ini kita jalani jalan salib dengan menggali kedalaman makna keimanan, sesuai dengan perkembangan kehidupan pada zamannya dalam kehidupan setiap harian kita," kata Wakil Pastor Paroki Gereja St Yoseph Pekerja Penfui Kota Kupang, RD Yonas Kamlasi di Kupang, Jumat (14/4/2017).
Ketika memimpin prosesi doa jalan salib yang diikuti ratusan umat di Kapela St Fransiskus Xaverius Naimata, dia mengatakan pada 2.000 tahun lalu, orang Yahudi memandang salib sebagai tanda penghinaan dan perendahan martabat manusia, sedangkan orang Yunani memandang sebagai tanda kebodohan dan melalui sebagai hukuman mati yang tidak masuk akal.
"Setelah peristiwa penyaliban Yesus, salib dipandang sebagai tanda kemenangan kuasa Allah atas kuasa maut. Lebih-lebih dengan kebangkitan Kristus, menunjukkan kuasa Allah yang sungguh-sungguh melampaui akal dan pikiran manusia," katanya.
Penyaliban Yesus kemudian menjadi peristiwa refleksi iman para pengikut-Nya hingga saat ini melalui berbagai pesan aktual zaman terkait dengan tugas perutusan membebaskan manusia dari dosa dan mengembalikan relasi manusia dengan Allah Bapa.
"Maut telah dikalahkan, kehidupan baru didapatkan. Perspektif inilah yang tumbuh subur, teristimewa di kalangan orang-orang Kristiani," katanya.
Sebelum sampai pada prosesi jalan salib ini, ribuan umat di wilayah itu mengikuti perayaan Kamis Putih yang dikenang umat Kristiani sedunia sebagai perjamuan malam terakhir antara Yesus Kristus dengan 12 orang murid-Nya sebelum menghadapi kematian.
Prosesi selanjutnya adalah "Adorasi" atau pemindahan Sakramen Maha Kudus dan diikuti dengan doa bergilir umat dari pukul 21.00 hingga Jumat pagi pukul 06.00 WITA dilanjutkan dengan lamentasi dan jalan salib bersama.
Sementara itu, umat Kristen di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis, 13 April 2017 tengah malam hingga subuh, mengikuti prosesi jalan salib mengenang kisah sengsara Yesus Kristus sampai akhirnya wafat di kayu salib.
Prosesi melewati sembilan gereja, dan baru berakhir pada Jumat (14/4/2017) pagi.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri