tirto.id - Reuni Akbar 212 yang akan digelar pada Minggu, (2/12/2018) mengundang sejumlah tokoh politik. Namun, mereka melarang massa memproklamasikan sesuatu yang berbau politik.
Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Habib Novel Bamukmin menyampaikan, Reuni Akbar tersebut digelar sebagai bentuk kebangkitan dan kemenangan atas Surat Al-Maidah.
"Mensyukuri bahwa kita menang atas Al-Maidah 51. Kita peringati bahwa Al-Quran jangan pernah dinistakan, ayat suci jangan dinistakan," kata Novel saat dihubungin Tirto melalui telepon genggam pada Jumat (30/11/2018).
Novel juga menjelaskan, Reuni 212 akan menyerukan sejumlah kasus. "Ade Armando, Sukmawati (Sukarnoputri) agar dijerat oleh pemerintah. Lalu ulama-ulama yang dipenjarakan, yang dipersekusi, agak diberi keadilan," katanya.
Kegiatan reuni ini akan memiliki titik temu langsung di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, mulai pukul tiga pagi. "Insyaallah seperti tahun kemarin, reuni tiga sampai empat juta," ujarnya.
Terkait kesiapannya, Novel mengaku sudah banyak dari pihak alumni yang mempersiapkan dan menyumbang. Persiapan tersebut, mulai dari penginapan, hingga konsumsi dari malam sampai pagi.
Dalam kesempatan itu, Novel juga membantah pernyataan Kapitra Ampera yang mengatakan ada banyak tim pemenangan Prabowo-Sandiaga bergabung dalam panitia Reuni Akbar 212. Novel juga membantah tudingan adanya kampanye terselubung yang akan mereka lakukan.
Di sisi lain, Kapitra Ampera juga berencana mengadakan acara tandingan pada waktu dan tempat yang sama, yakni Forum Silaturahmi Aktivis 212. Namun, acara tersebut belum mendapatkan izin dari pihak kepolisian.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Alexander Haryanto