Menuju konten utama

Respons Polri Soal Sri Mulyani yang Menyoroti Jumlah Polwan

Saat ini ada 3 Polwan berpangkat Brigjen; 1.477 Polwan perwira menengah; 3.412 Polwan perwira pertama; dan 19.830 Polwan golongan bintara.

Respons Polri Soal Sri Mulyani yang Menyoroti Jumlah Polwan
Sejumlah Polwan Korlantas Polri melakukan atraksi menggunakan motor gede (moge) di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/2). Kegiatan tersebut sebagai unjuk kemampuan anggota Korlantas Polri dalam acara Program Keselamatan Berlalulintas. ANTARAFOTO/Yulius Satria WIjaya/foc/17.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti jumlah Polisi Wanita di Indonesia. Ia berpendapat Polri merupakan kepolisian negara dengan kekuatan terbesar ke-2 di dunia setelah Cina, terdapat 450.000 anggota polisi.

Namun hanya sekitar 5 persen anggota Polisi Wanita di Korps Bhayangkara, sementara di negara lain rata-rata jumlah Polisi Wanita lebih dari 10 persen.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan merespons isu tersebut. “Berdasar data SDM Polri, selama dua tahun terakhir mulai 2019-2021, jumlah Polwan 24.722 personel,” kata dia di Mabes Polri, Senin (15/11/2021).

Sementara, dari segi kepangkatan, saat ini ada 3 Polwan berpangkat Brigjen; 1.477 Polwan perwira menengah; 3.412 Polwan perwira pertama; dan 19.830 Polwan golongan bintara.

“Polri akan senantiasa berbenah diri untuk meningkatkan kuantitas maupun pembinaan karier, dengan semakin banyak memberikan kesempatan bagi Polwan untuk menempati jabatan strategis yang ada di organisasi,” sambung Ramadhan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat pembukaan The 58Th International Association of Women Police (IAWP) Training Conference di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, 7 November 2021 dan Indonesia menjadi negara Asia pertama yang menjadi tuan rumah kegiatan tersebut sejak tahun 1958, menyorot peran strategis wanita di kepolisian.

Menurutnya, kini Polri berkomitmen untuk menciptakan institusi kepolisian yang inklusif bagi semua golongan termasuk perempuan. Dalam hal ini, perubahan kultur berbasis gender di internal kepolisian akan memiliki dampak terhadap sistem penegakan hukum.

"Jika mau mengubah pandangan diskriminatif terhadap perempuan, kami harus memulai dari menyelesaikan permasalahan stereotip di bidang profesi, yaitu keamanan dan penegakan hukum," kata dia, Minggu (7/11/2021).

Sigit juga membicarakan perihal kesetaraan gender bahwa pandangan kepolisian hanya dianggap sebagai pekerjaan bagi kaum pria. Namun, saat ini Polri memberikan ruang kepada para Polwan untuk mendapatkan hak kesetaraan gender.

Baca juga artikel terkait POLRI atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari