tirto.id -
Kasus ini kemudian momentum bagi proyek reklamasi dibicarakan oleh masyarakat. Ia diberitakan di halaman dan laman utama media cetak dan online. Pro-kontra pun menyeruak di kolom-kolom komentar media online, juga kanal-kanal sosial macam Facebook atau Twitter.
Terkait isu ini, Tirto.id mengadakan jajak pendapat terhadap 403 responden warga Jakarta. Tujuannya untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap reklamasi, serta pengaruhnya terhadap peta dukungan terhadap Gubernur Ahok yang maju lagi dalam pencalonan gubernur untuk kedua kali.
Pengetahuan Warga Sebelum Kasus Suap
Padahal, sejak 2003, kementerian lingkungan hidup sudah mengeluarkan keputusan yang menyatakan proyek reklamasi tak layak. Tapi isu itu tidak populer. Baru setelah operasi tangkap tangan KPK, informasi tentang isu ini meluas.
Ada juga yang menyoroti muasal tanah atau pasir yang dikeruk sebagai bahan untuk membuat pulau. Salah satu asal tanah urukan itu berasal dari pantai di Kabupaten Serang, Banten, yang membuat petani tambak kehilangan mata pencahariannya.
Selain petani tambak di Banten, nelayan di perairan yang akan direklamasi pun bisa kehilangan mata pencahariannya. Misalnya yang dikeluhkan para nelayan Muara Angke. “Area atau lokasi yang dibuat daratan di tengah laut itu adalah area nelayan mencari ikan,” kata Iwan, salah satu nelayan Angke.
Persepsi Terhadap Reklamasi
Ada pula warga yang masih belum memutuskan apakah dirinya akan mendukung atau menolak reklamasi. Angkanya hampir menyamai yang menolak dan yang mendukung, yaitu sebanyak 29,53 persen. Kemungkinan besar, mereka belum mengambil sikap karena tidak mengikuti informasi perihal reklamasi secara mendetail.
Apa indikatornya? Warga yang tegas menolak dan mendukung reklamasi adalah mereka yang berusia 25-35 tahun, atau mencakup 72 persen responden. Sisanya, yang masih bingung untuk menentukan sikap, adalah kelompok mereka yang berada di luar usia 25-35 tahun, baik di bawah maupun di atasnya.
Karakteristik kelompok usia 25-35 tahun adalah mereka yang paling mendapat pengetahuan paling baik. Lain dengan usia di atasnya, mereka lebih mahir dalam menggunakan media sosial yang berfungsi sebagai produsen isu. Sedangkan dibanding kelompok usia lebih muda, mereka relatif lebih mahir memilah informasi dan mengambil kesimpulan dari pengetahuan itu.
Dukungan Terhadap Ahok
Dengan peta sikap itu, wajar bila pihak dukungan dan penolakan atas reklamasi dihubungkan dengan dukungan dan penolakan terhadap Gubernur Ahok yang akan maju lagi untuk menduduki kursi gubernur untuk kedua kali.
Jajak pendapat ini mendapati reklamasi mengikis tingkat keterpilihan Ahok sebanyak 5,26 persen. Setelah suap terkait reklamasi resmi menghasilkan tersangka di KPK itu, memang keterpilihan Ahok masih tinggi. Mayoritas warga masih mendukung Ahok untuk menjadi gubernur kembali, dengan keterpilihan sebesar 62,53 persen.
Artinya, Ahok dianggap berhasil memimpin Jakarta, dan kasus reklamasi tidak banyak memengaruhi persepsi warga mengenai kinerja Ahok. Meski demikian, Ahok masih perlu bersiaga terhadap angka dukungan ini, terutama jika kasus suap itu bergulir terus, dan membuat KPK tak hanya mencegah-tangkal Sunny Tanuwidjaja—salah satu staf Ahok. Bukan tak mungkin, KPK mengetuk pintu-pintu lain di Gedung Balai Kota.
Penulis: Maulida Sri Handayani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti