tirto.id - Real Madrid resmi menjadi juara Liga Spanyol 2019/2020 setelah menumbangkan Villarreal 2-1 pada Jumat (17/7/2020). Pasukan Zinedine Zidane untuk pertama kalinya bisa mengalahkan Barcelona era Lionel Messi dalam perebutan gelar LaLiga tanpa kehadiran Cristiano Ronaldo. Selalu menang usai jeda kompetisi karena pandemi COVID-19 jadi kunci kesuksesan Los Blancos.
Sebelum musim 2019/2020, terakhir kali Real Madrid menyandang gelar juara Liga Spanyol adalah pada musim 2016/2017. Kala itu, Los Blancos yang juga dilatih Zinedine Zidane mengoleksi 93 angka, unggul 3 poin dari Barca. Cristiano Ronaldo jadi instrumen penting Madrid dengan total koleksi 25 gol.
Musim berikutnya, Ronaldo masih bertahan di Santiago Bernabeu. Ia turut membantu Real Madrid meraih gelar Liga Champions ke-13. Namun, di kompetisi domestik, Los Blancos bahkan harus puas finis di tiga besar, terpaut 17 angka dari Barcelona sang juara.
Titik krusial bagi perjalanan Real Madrid datang jelang musim 2018/2019. Cristiano Ronaldo sang top skor klub mereka sepanjang masa, memilih petualangan baru di Juventus. Sekali lagi, Los Blancos harus menyaksikan Barcelona menguasai Liga Spanyol. Barca mengakhiri musim tersebut dengan torehan 87 poin, atau 19 angka di atas Madrid.
Musim ini, musim kedua tanpa Cristiano Ronaldo, Real Madrid sempat tidak meyakinkan. Jika dihitung dari keseluruhan jornada (pekan), pasukan Zinedine Zidane hanya memimpin klasemen dalam 18 jornada saja. Selain itu, status "juara musim dingin" tidak melekat kepada mereka, tetapi pada sang rival, Barcelona.
Tidak kalah penting, sebelum jeda kompetisi karena pandemi COVID-19, Real Madrid sebenarnya masih tertinggal dari Barca. Hingga jornada ke-27, Los Blancos baru mengoleksi 56 angka, atau selisih 2 poin di belakang Barcelona.
Namun, begitu kompetisi dimulai kembali, Real Madrid bagai tidak mengenal ampun. Mereka menyapu bersih 10 laga beruntun dengan kemenangan. Sebaliknya, Barcelona yang sempat memimpin, justru hanya memperoleh 6 kemenangan, 3 imbang, dan 1 kekalahan dalam rentang waktu yang sama dengan Los Blancos.
Alhasil, di jornada 37, ketika Real Madrid memiliki total 86 angka, Barcelona di belakang mereka dengan selisih 7 poin. Pada Jumat (17/7/2020) usai Barca kalah 1-2 dari Osasuna di Camp Nou, Lionel Messi sang kapten mengungkapkan rasa frustrasinya.
"Laga malam ini adalah gambaran kecil musim kami secara keseluruhan. Kami terlalu lemah dan rentan. Real Madrid melakukan yang mereka butuhkan sejak restart, sedangkan kami "membantu" mereka dengan kehilangan banyak angka yang seharusnya tidak terjadi," papar Messi dikutip Diario AS.
Tabel Daftar Juara Liga Spanyol Sejak era Messi-Ronaldo
Musim | Juara | Runner-up | Top Skor |
2009–10 | Barcelona | Real Madrid | Lionel Messi |
2010–11 | Barcelona | Real Madrid | Cristiano Ronaldo |
2011–12 | Real Madrid | Barcelona | Lionel Messi |
2012–13 | Barcelona | Real Madrid | Lionel Messi |
2013–14 | Atlético Madrid | Barcelona | Cristiano Ronaldo |
2014–15 | Barcelona | Real Madrid | Cristiano Ronaldo |
2015–16 | Barcelona | Real Madrid | Luis Suárez |
2016–17 | Real Madrid | Barcelona | Lionel Messi |
2017–18 | Barcelona | Atlético Madrid | Lionel Messi |
2018–19* | Barcelona | Atlético Madrid | Lionel Messi |
2019-20* | Real Madrid | Barcelona |
*Real Madrid tanpa Cristiano Ronaldo
Kekuatan Real Madrid di Liga Spanyol 2019/2020
Keberhasilan Real Madrid menjadi juara Liga Spanyol 2019/2020 tidak terlepas dari peran 4 kunci, yaitu pelatih Zinedine Zidane, kapten Sergio Ramos, kiper Thibaut Courtois, dan penyerang Karim Benzema.
Zidane, yang merasakan trofi Liga Spanyol kedua sepanjang karier sebagai pelatih, selalu menekankan pentingnya mendekati kompetisi dari laga demi laga. Sergio Ramos tidak hanya dikenal karena kepemimpinannya, tetapi juga ketenangannya dalam mengeksekusi penalti. Musim ini dia sudah mencetak 10 gol di Liga Spanyol.
Thibaut Courtois musim lalu menjadi salah satu titik lemah Real Madrid. Gawangnya demikian mudah terbobol. Namun, musim ini, sang mantan kiper Chelsea tampil kukuh. Ia hanya terbobol 20 kali dalam 34 pertandingan, dengan persentase 0,59 kali bobol setiap laga.
Courtois jadi kandidat terkuat peraih Trofi Zamora, sekaligus berpotensi mengakhiri dominasi Jan Oblak (Atletico Madrid) yang sudah 4 musim beruntun memiliki trofi tersebut.
Karim Benzema juga sangat krusial. Sejak kepergian Cristiano Ronaldo, perannya sebagai pencetak gol semakin besar. Sang penyerang asal Perancis musim ini sudah mengoyak gawang lawan 21 kali, hanya kalah dari Lionel Messi (23 gol) sejauh ini.
Selain itu, kekuatan Real Madrid demikian merata. Lini belakang Los Blancos hanya kebobolan 23 kali dari 37 pekan. Ini adalah rekor pertahanan terbaik, bahkan mengalahkan Atletico Madrid (26 bobol) yang biasanya punya barisan bek paling solid.
Urusan mencetak gol, Madrid memang "hanya" mengoyak gawang lawan 68 kali, atau jauh di bawah Barcelona (81 gol). Namun, musim ini ada 21 pencetak gol berbeda Los Blancos di Liga Spanyol.
Gambaran yang paling jelas soal meratanya kekuatan Madrid adalah ketika mereka menaklukkan Barcelona 2-0 di Santiago Bernabeu. Kala itu, gol lahir dari bintang muda Vinicius Junior dan pemain cadangan Mariano Diaz.
Editor: Agung DH