Menuju konten utama
Tiga Kali Letusan Freatik

Ratusan Warga Mengungsi Akibat Trauma Letusan Gunung Merapi

Warga di Dusun Stabelan, yang jaraknya sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi, telah mengungsi ke TPS Balai Desa Tlogolele sekitar pukul 20.00 WIB.

Ratusan Warga Mengungsi Akibat Trauma Letusan Gunung Merapi
Gunung Merapi mengeluarkan asap putih saat terjadi letusan freatik di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5/2018). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan telah terjadi adanya letusan freatik ketiga kalinya Gunung Merapi, pada Senin (21/5/2018) sore pukul 17.50 WIB.

Terkait dengan itu, ratusan warga Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah telah mengungsi ke tempat penampungan sementara (TPS) balai desa setempat karena merasa truma atas letusan freatik Gunung Merapi.

Informasi itu dibenarkan oleh Kepala Desa Tlogolele, Widodo. Ia mengatakan warga di Dusun Stabelan, yang jaraknya sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi telah mengungsi ke TPS Balai Desa Tlogolele sekitar pukul 20.00 WIB.

Widodo merincikan, jumlah warga yang mengungsi itu sebanyak 362 jiwa yang terdiri dari 35 balita, 12 lansia, 39 anak-anak, 41 remaja, dan 235 dewasa.

"Mereka sudah terkondisikan dan aman. Hal ini sebagai langkah mengantisipasi kemungkinan karena trauma," kata Widodo di Boyolali.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinung menjelaskan, warga yang mengungsi itu akibat trauma dengan kejadian letusan pada tahun 2010.

Meski demikian, BPBD Boyolali telah menerjunkan anggotanya ke lokasi Desa Tlogolele pada Senin malam ini, dan kondisinya aman.

Selain itu, BPBD juga mengirimkan logistik dan masker untuk warga yang membutuhkan jika terjadi hujan abu di lokasi.

"Sebanyak 10 anggota bersama Dinas Sosial, PMI, Polsek Selo dan sukarelawan totalnya sebanyak 35 orang ke lokasi," kata Bambang Sinung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM memutuskan menaikkan status Gunung Merapi dari Normal menjadi Waspada atau Level II.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan keputusan penaikan status gunung api di Yogyakarta tersebut muncul pada Pukul 23.00 WIB, 21 Mei 2018.

"Pukul 11 malam ini, status Gunung Merapi naik dari Normal menjadi Waspada," kata Hanik saat dihubungi Tirto pada Senin malam (21/5/2018).

Menurut Hanik, keputusan penaikan status Gunung Merapi menjadi Waspada tersebut muncul usai ada erupsi freatik pada Senin sore yang diikuti dengan gempa vukanik-tektonik (VT) dan gempa tremor.

"Kami juga mencatat ada gerakan Fluida menuju puncak, itu bisa pergerakan gas atau bisa juga magma," ujar dia.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto