tirto.id -
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai menjual beras dengan harga komersial agar stok yang masih menumpuk di gudang bisa terserap.
Hal itu dilakukan lantaran program beras sejahtera (rastra) yang tahun-tahun sebelumnya jadi penugasan mulai bertransformasi penuh menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Direktur operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, bahwa beras perusahannya akan dijual dengan harga bersaing di pasaran.
"Kita masih mencari mitra yang mau jual, karena Bulog diminta Kemendag jual untuk stabilisasi harga sehari 500 ribu ton. Semahal-mahalnya ya ngikutin HET (Harga Eceran Tertinggi) lah," ujarnya saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (14/3/2019).
Hingga akhir Desember 2018 lalu, stok beras Bulog memang masih cukup besar, yakni sebanyak 2,2 juta ton. Angka ini cukup fantastis sebab selama satu dekade terakhir, stok beras akhir tahun yang berada di gudang Bulog berada di kisaran 1,3 juta-1,5 juta ton.
Stok akhir yang jumlahnya sangat besar itu membawa konsekuensi cukup serius. Sebab, beras merupakan komoditas yang bersifat tebal serta mudah rusak.
Meski demikian, kata Wahyudi, stok Bulog yang sudah pasti akan terserap higga April mendatang ada sekitar 213 ribu ton untuk rastra. Stok tersebut merupakan penugasan terakhir Bulog yang diberikan kementerian sosial kepada Kelompok Penerima Manfaat (KPM) program keluar sejahtera.
"Januari sampai April kita akan keluarkan di 295 kabupaten ke 5,3 juta kelompok rumah tangga. Di luar itu Bulog cari partner baru dan stabilitasasi harga kita jalankan," tukasnya.
tirto.id - Ekonomi
Penulis: Hendra Friana & Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno