Menuju konten utama

Rangkuman IPA: Dampak Penggunaan Bahan Serat Terhadap Kesehatan

Ada bahan serat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia seperti serat asbes yang bisa menyebabkan ISPA.

Rangkuman IPA: Dampak Penggunaan Bahan Serat Terhadap Kesehatan
Perajin membuat tutup kasur (bed cover) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/3). Kerajinan dompet anak kunci, gantungan kunci, sarung bantal, tutup kasur (bed cover), hiasan dinding dan tas berbahan dari kain perca tersebut dijual dengan harga Rp45.000 - Rp4.500.000 tergantung bentuk dan tingkat kesulitannya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama/17

tirto.id - Serat atau fiber adalah jenis bahan baku dari suatu jaringan panjang yang utuh. Serat juga merupakan bahan baku tekstil dan bahan utama dalam pembuatan benang dan kain. Setiap serat memiliki sifat dan karakter yang berbeda sehingga memengaruhi kain atau benang yang dihasilkan.

Oleh karena itu pemanfaatan bahan serat harus disesuaikan dengan ciri-ciri serat yang dimilikinya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan elastisitas.

Sifat dan Manfaat Bahan Serat

Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi dua, seperti dikutip modulMata Pelajaran IPA (2017).

a. Serat alami (Polimer alami)

Bahan Serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, rami, dan jute. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen.

b. Serat sintesis (Polimer sintesis)

Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya tidak tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis adalah rayon, polyester, nilon, dan lain-lain.

Hasil produksi serat tersebut kemudian dimanfaatkan sesuai karakternya seperti kain wol untuk baju-baju hangat dan kain sutera untuk busana pesta karena bersifat mengkilap serta lembut.

Sedangkan, kain katun sebaiknya dimanfaatkan untuk baju-baju pada masyarakat yang beriklim tropis karena bersifat menyerap keringat.

Kemudian, untuk bahan serat buatan seperti rayon, dakron, nilon, dan akrik sebaiknya digunakan untuk membuat sarung tangan tebal, kaus kaki, kain parasut, karpet, jok mobil, dan jas hujan.

Dampak Penggunaan Bahan Serat Bagi Kesehatan

Pada umumnya, bahan serat memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun demikian, ada pula bahan serat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia seperti serat asbes. Hal itu dapat terjadi jika penggunaan serat asbes melebihi batas aman.

Mengutip Sumber Belajar Kemendikbud, asbes atau asbestos adalah salah satu bahan tambang terdiri dari Magnesium-Calsium-Silikat berbentuk serat.

Bahan galiannya berupa mineral jenis aktinolit dan krisatil yang berserabut. Serat asbes mempunyai potensi kuat untuk dapat terlepas di udara.

Serat asbes merupakan penghantar listrik dan panas yang tidak baik, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.

Serat asbes berbahaya karena mengandung hidroksida magnesium silikat yang bersifat karsinogen (pemicu penyakit kanker).

Jika terhisap, serat asbes akan mengendap di paru-paru. Gangguan kesehatan atau penyakit yang timbul ditentukan oleh dosis serat asbes yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) sampai dengan penyakit kronis , antara lain mesothelioma, asbestosis dan kanker paru-paru.

Sementara, asbestosis merupakan gangguan yang ditandai dengan adanya iritasi pada jaringan dan selubung paru-paru. Iritasi akan menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang kaku pada paru-paru.

Jaringan ini perlahan-lahan akan meluas dan menebal sehingga paru-paru tidak bisa lagi mengembang dan mengempis seperti layaknya paru-paru normal.

Keadaan ini dapat mengakibatkan manusia sulit untuk bernapas, karena oksigen dan karbon dioksida sulit melalui paru-paru.

Selain itu, aliran darah paru-paru juga akan terhambat, memaksa jantung bekerja lebih keras. Lama kelamaan jantung akan membesar.

Dampak bahaya dari menghirup serat asbes tidak bisa dilihat dalam jangka waktu singkat. Terkadang gejala penyakit ini baru muncul dalam waktu 20-30 tahun setelah teriritasi serat asbes pertama kali.

Baca juga artikel terkait BAHAN SERAT atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora