Menuju konten utama

Rancangan Trotoar Gubernur Djarot Dibongkar oleh Anies-Sandiaga

Rancangan trotoar Sudirman-Thamrin itu akan diubah Anies - Sandiaga agar dapat mengakomodasi sepeda motor saat sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) diterapkan.

Rancangan Trotoar Gubernur Djarot Dibongkar oleh Anies-Sandiaga
Pekerja melakukan pengecatan trotoar di Gunung Sahari, Jakarta, Senin (6/11/2017). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Pemprov DKI Jakarta bakal membongkar desain trotoar Sudirman-Thamrin yang dibuat di masa pemerintahan Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, rancangan itu akan diubah agar dapat mengakomodasi sepeda motor saat sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) diterapkan.

Selain itu, trotoar juga akan dibuat lebih teduh dengan tujuan memberikan ruang aktivitas bagi masyarakat. Sayangnya, Sandiaga belum mau menjelaskan seperti apa detail rancangan trotoar tersebut. Ia menyampaikan, pembuatannya masih dalam tahap finalisasi oleh Dinas Bina Marga.

"Kita akan berikan waktu bersama desainernya untuk melihat desainnya lagi. Dan arahannya, Pak Gubernur berkaitan dengan interaksi warga, dengan walk of fame," ungkapnya di lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2017).

Seperti diketahui, pembangunan trotoar Sudirman-Thamrin dirancang pada masa kepemimpinan Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Dana pembangunan trotoar tersebut digelontorkan bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta melainkan sisa kompensasi Koefisien Lantai Bangunan (KLB) PT Mitra Panca Persada (MPP).

Berdasarkan hasil perhitungan Pemprov DKI, kompensasi yang dipakai untuk membangun Simpang Susun Semanggi mencapai Rp360 miliar dari total kompensasi sebesar Rp579 miliar.

Kompensasi tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 210 Tahun 2016 tentang koefisien bangunan dan diberikan PT MPP untuk meninggikan Gedung Wisma Sudirman dari 17 lantai menjadi 60 lantai. Namun kompensasi tidak dapat diberikan dalam bentuk uang tunai melainkan infrastruktur atau ruang terbuka hijau (RTH).

Sekertaris Daerah Saefullah mengungkapkan, PT MPP sebagai pihak yang memberikan kompensasi KLB sepakat bahwa uang sisa sebesar Rp219 miliar tersebut digunakan untuk membangun trotoar dan ducting yang menjalar sepanjang 3,5 km di dua tempat.

"Pertama di Sudirman. Dari Kali Krukut, Benhil sampai Patung Pemuda, yang kedua Gatot Subroto, dari Semanggi sampai Kartika Chandra," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PENERTIBAN TROTOAR atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari