tirto.id - Pemerintah Qatar mengindikasikan enggan memenuhi tuntutan yang diajukan oleh 4 negara Arab yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain. Daftar tuntutan yang memuat 13 poin itu dinilai oleh Qatar sebagai sesuatu yang tidak masuk akal sehingga sulit untuk ditindaklanjuti.
"Kami meninjau tuntutan ini karena menghormati keamanan wilayah dan akan ada tanggapan resmi dari kementerian luar negeri kami," kata Sheikh Saif al-Thani, Direktur Kantor Penerangan Pemerintah Qatar, dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Akan tetapi, Sheikh Saif al-Thani memberikan sinyal bahwa pihaknya sulit menjalankan tuntutan sesuai permintaan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, yang sebelumnya mengimbau kepada negara-negara Arab untuk membuat daftar keluhan yang masuk akal dan dapat ditindaklanjuti. "Daftar ini tidak memenuhi kriteria tersebut," sebut Sheikh Saif al-Thani.
Keempat negara Arab yang mengajukan tuntutan kepada Qatar tersebut adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain. Menurut beberapa sumber, isi tuntutan itu antara lain penutupan televisi Al Jazeera dan pengurangan kedekatan hubungan dengan Iran sebagai syarat untuk mengakhiri krisis diplomatik di kawasan Teluk.
Selain itu, Qatar juga diminta menutup pangkalan militer Turki di wilayahnya, memutuskan hubungan dengan organisasi-organisasi teroris, ideologis, dan sektarian termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS, Al- Qaeda, Hizbullah, dan Jabhat Fateh al Sham. Qatar didesak pula agar berhenti mencampuri urusan domestik dan luar negeri 4 negara Arab itu dan menghentikan praktik memberikan kewarganegaraan kepada warga 4 negara tersebut.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain, serta Yaman, Libya, bahkan Maladewa, telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sejak tanggal awal Juni 2017 lalu. Qatar dituduh sebagai negara pendukung terorisme karena diduga telah membantu pendanaan ISIS yang berpotensi mengganggu keamanan kawasan Teluk.
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya