tirto.id - Badan penerbangan dalam naungan PBB harus menyatakan langkah beberapa negara Arab Teluk terhadap lalu lintas udara Qatar sebagai ilegal. Hal itu disampaikan petinggi maskapai Qatar Airways Akbar Al Baker kepada CNN, menyusul krisis diplomatik Qatar-Saudi.
Akbar Al Baker mengkritik Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain yang telah menutup ruang udara mereka bagi penerbangan Qatar.
Dia mengajukan permohonan kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah badan di bawah PBB yang menjamin penerbangan sipil berjalan sesuai dengan Konvensi Chicago.
"Kita punya saluran legal untuk melawan hal ini. ICAO harus benar-benar dilibatkan, umumkan langkah ini sebagai langkah ilegal," kata dia seperti dikutip Reuters.
UEA, Bahrain dan Arab Saudi ikut menandatangani Konvensi Chicago.
Baker menyatakan 18 destinasi terpaksa dihilangkan maskapai ini. Baker juga mengkritik Saudi dan UEA yang menutup kantor cabang Qatar Airways di kedua negara.
"Adalah jelas-jelas penghinaan terhadap perilaku beradab, menutup kantor maskapai. Kantor cabang maskapai bukanlah tangan politik. Kita menutupnya jika ini organisasi kriminal," kata dia.
Baker juga menyatakan kecewa kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"AS semestinya memimpin upaya mematahkan blokade ini dan tidak duduk serta hanya menyaksikan apa yang sedang terjadi dan memanas-manasi," kata dia.
Sebuah perusahaan penerbangan Arab Saudi menuliskan sambutan hangat di Twitter untuk para pilot dan staf Qatar Airways, sembari berharap bisa merebut para karyawan dari maskapai nasional Qatar tersebut setelah negara-negara teluk memutuskan hubungan dengan Doha.
Maskapai bertarif murah bernama flynas itu mengatakan mereka "menyambut baik para karyawan Arab Saudi yang bekerja di Airbus A320 Qatar Airways, dan mengundang siapa saja yang memiliki keinginan untuk bergabung dengan flynas dan bekerja bersama para kru mereka."
Flynas menulis di Twitter bahwa mereka tidak hanya menyambut para pilot tetapi juga staf bagian penjualan, keamanan, perawatan dan personel lainnya.
Dalam krisis diplomatik terbesar di Teluk selama bertahun-tahun, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan negara-negara lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada pekan lalu setelah menuduh Qatar mendukung kelompok ekstremis.
Namun Qatar membantah semua tudingan itu.
Sejumlah tindakan diterapkan oleh Arab Saudi dan sekutu mereka dengan memboikot penerbangan Qatar Airways dan melarang mereka melintas di sekitar zona udara negara-negara Teluk.
Para analis mengatakan posisi Qatar Airways sebagai maskapai lintas benua utama kini terancam.
Flynas sendiri saat ini terus berusaha berkembang, di mana pada bulan Januari lalu mereka telah menandatangani kontrak senilai 8,6 miliar dolar AS dengan produsen Airbus Eropa untuk membeli 80 jet single-aisle A320neo, demikian diberitakan AFP.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri