Kekerasan antar pendukung ini, menurut Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, hal itu terjadi justru karena adanya fitnah yang tersebar pada Jokowi.
“DPP akan mengeluarkan instruksi bagi caleg yang nanti perolehan suaranya melampaui suara presiden dan wakil presiden, kami usulkan untuk tidak dapat dilakukan pelantikan,” kata Hasto.
"Ini cermin pemimpin yang tidak memahami kebudayaan kita. Pemimpin yang terlalu lama dibesarkan di barak, sehingga tidak tahu unggah-ungguh [tata krama]," ujar Hasto.
“Keputusan politik Pak Prabowo tersebut kontradiktif dengan persepsi yang dibangun selama ini. Artinya, retorika pidatonya tidak sesuai dengan keputusan politiknya,” kata Hasto.